Padang, NU Online
Pengurus Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Sumatera Barat terus berjuang dan bergerak membangun nilai-nilai positif di kalangan pelajar. Mereka menyayangkan terjadinya tindakan kekerasan di kalangan pelajar. Mereka berharap kekerasan serupa tidak terulang kembali.
<>
Demikian diungkapkan Ketua IPNU Sumbar Hadison di Padang, Kamis (26/2).
"PW IPNU Sumbar sendiri dalam rangka harlah Ke-61 IPNU menggelar temu ramah Sabtu (28/2) besok di aula PWNU Sumbar, Padang. Pertemuan ini akan melibatkan para senior IPNU, pembina, badan otonom NU, PWNU, PC IPNU seprovinsi Sumbar dan kader IPNU lainnya," kata Hadison.
Kondisi kekerasan di kalangan pelajar ini, kata Hadison, menjadi isu strategis IPNU Sumbar ke depan. Di samping isu-isu lain yang belakangan ini banyak melibatkan pelajar. Di antaranya keterlibatan pelajar sebagai pemakai narkoba. Pelajar sudah menjadi sasaran dari pengedar narkoba. Apalagi Indonesia menjadi pasar utama narkoba bagi perdagangan mafia narkoba dunia.
"Untuk itu, IPNU Sumbar sedang menjajaki kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Sumbar. Kita berharap kerja sama itu nanti bisa terwujud sehingga IPNU makin gencar mengantisipasi pelajar jangan sampai terjerumus pada pemakaian dan kecanduan narkoba. IPNU Sumbar mendukung penuh eksekusi mati bagi terpidana mati narkoba. Siapa dan dari manapun negaranya, harus dieksekusi," kata Hadison didampingi Sekretarisnya Luki Permensyah Tuanku Bagindo.
Terkait dengan paham keagamaan yang menjadi isu agama sebagai tindakan radikal yang belakangan ini juga makin gencar di tengah masyarakat, Hadison mengajak pelajar Sumatera Barat agar berhati-hati. Pelajar jangan mudah terpengaruh oleh orang-orang yang baru dikenalnya yang kemudian memberikan pengajaran pemahaman agama yang cenderung radikal. Paham keagamaan yang dengan gampang menyalahkan orang lain, bahkan mengafirkan jika beda pemahaman.
"Sebaiknya pelajar tetap kembali kepada guru-guru mengaji yang ada di lingkungannya yang selalu mengajarkan Islam rahmatan lil alamin. Jika pelajar menemukan orang yang berbeda pemahaman keagamaan, sebaiknya mencoba dulu berkonsultasi dengan orangtua. Jangan cepat percaya dengan orang (paham keagamaan) yang baru dikenalnya, orangtua sendiri bakal disalahkan," kata Hadison mengingatkan.
IPNU Sumbar, kata Hadison, akan tetap memperjuangkan nilai-nilai positif di kalangan pelajar. Mengantisipasi kekerasan di kalangan pelajar ini, IPNU Sumbar berencana langsung turun ke sekolah-sekolah menyosialisasikannya.
"Betapa pentingnya hidup dengan penuh kedamaian, walaupun di antara pelajar itu terdapat perbedaan satu sama lain. Baik beda suku, agama (keyakinan), daerah, latar belakang keluarga, status, namun tetap satu, yakni pelajar Indonesia. Semangat ini harus ditularkan kepada setiap pelajar agar mereka tidak mudah dipancing untuk melakukan tindakan kekerasan kepada pihak lain," kata Hadison menambahkan. (Armaidi Tanjung/Alhafiz K)