Daerah

Ingatkan Bahaya Teror dan Gerakan Radikal Lewat Halaqah Ramadhan

Selasa, 29 Mei 2018 | 00:30 WIB

Surabaya, NU Online
Upaya kian menumbuhkan kesadaran atas ancaman paham radikal dan tindakan teror dilakukan berbagai kalangan. Salah satunya dengan melangsungkan halaqah seperti Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Rungkut, Kota Surabaya Jawa Timur.

Kegiatan tersebut bernama Halaqah Ramadhan 1439 H dengan tema Melawan Paham Radikalisme dan Terorisme yang berlangsung  Senin (28/5). 

“Halaqah ini diikuti seluruh pengurus MWC NU dan Banom seperti Muslimat, Gerakan Pemuda Ansor, Fatayat, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama,” kata Abdul Rasyid. Bahkan acara juga dihadiri pengurus Ranting NU, termasuk camat, Polsek, Danramil, dan ketua ta'mir masjid se-Kecamatan Rungkut, lanjutnya.

Pada kesempatan tersebut disampaikan bahwa radikalisme dan terorisme adalah perbuatan biadab yang melanggar norma agama dan konstitusi negara. “Juga mengancam keamanan, ketertiban umum, dan merusak persaudaran dan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Katib MWC NU Rungkut sekaligus pimpinan kegiatan ini.

Menurutnya, radikalisme dan terorisme harus ditumpas sampai ke akar-akarnya. Karena merusak ukhwah islamiyah atau persaudaraan sesama umat Islam, ukhwah insaniyah yakni persaudaraan semama manusia, dan ukhwah wathaniyah atau persaudaraan sesama anak bangsa. “Juga menimbulkan perpecahan dan disintegrasi bangsa, menodai nilai-nilai agama, nilai-nilai kemanusiaan, hingga merong-rong ideologi negara yakni Pancasila,” kata alumnus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tersebut.

Sebagai solusi, forum menyepakati untuk kian mengokohkan ajaran Islam ala Ahlisunnah wal Jama'ah (Aswaja) Annahdliyah. “Tidak hanya kepada seluruh jamaah NU, juga komponen masyarakat secara umum terutama generasi muda agar tidak terpengaruh atas paham dan aliran radikal dan teror,” kata Abdul Rasyid.

Menurutnya, itu sebagai implementasi konkrit atas khittah dan perjuangan NU. “Yakni keberlangsungan beragama sesuai akidah dan syariat Islam ala Aswaja Annahdliyah,” jelasnya. Juga keberlangsungan dalam berbangsa dan bernegara yang berideologi Pancasila dalam NKRI, sebagaimana telah digariskan para pendiri NU, lanjutnya.

Peserta halaqah juga mendukung upaya aparat penegak hukum bertindak tegas kepada siapa saja yang menyebarkan paham radikal dan teror sesuai kewenangan yang berlaku. “Tentu saja demi terwujudnya keamanan, ketertiban, dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat,” ungkapnya.

“Karenanya perlu kian ditingkatkan silaturrahim, konsolidasi, dan sosialisasi baik secara organisasi maupun personal kepada seluruh masyarakat tentang bahaya radikalisme dan terorisme,” katanya. 

Bagi peserta halaqah, agama harus menjadi sumber inspirasi dan landasan berpikir dalam bermasyarakat dan bernegara. “Karena pada hakikatnya Pancasila sebagai ideologi negara sudah final yang merupakan warisan para pendiri bangsa yang didalamnya terdapat tokoh-tokoh ulama pendiri NU,” katanya,

“Agama dan Pancasila merupakan anugerah bagi negeri ini dalam membangun jiwa raga menuju baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” pungkasnya. (Red: Ibnu Nawawi)


Terkait