Harkitnas, PMII dan GMNI Kupang Ajak Masyarakat Kampanye Persatuan
Jumat, 20 Mei 2016 | 09:00 WIB
Memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-108 yang jatuh pada Tanggal 20 Mei 2016, Pengurus Cabang Pergerakan Mahaasiwa Islam Indonesia (PMII) Kupang dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) setempat mengajak masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mengapanyekan semangat persatuan dan kesatuan NKRI.
"Sejarah mencatat, kebangkitan nasional merupakan peristiwa semangat persatuan dan nasionalisme yang kemudian menjadi semangat nasional dalam dan memperjuangkan kemerdekaan RI," ungkap Leo Kiwan, Ketua GMNI Kupang dalam diskusi terbatas bersama mahasiswa di Restaurant Celebes Kupang, NTT, Jumat (20/5).
Menurut Leo, saat ini bangsa Indonesia sedang berhadapan dengan gejolak ekonomi dan politik dunia yang merongrong semangat persatuan dan kesatuan bangsa. "Dari zaman penjajahan hingga kini, kita sering diadu-domba oleh berbagai kepentingan yang berpotensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa, padahal persatuan nasional adalah kekuatan yang tidak bisa dikalahkan oleh siapa pun," jelasnya.
Oleh karena itu, Leo berharap, masyarakat Indonesia khususnya NTT tidak boleh terpancing dengan isu yang menyesatkan seperti isu kebangkitan komunis dan radikalisme yang sekarang ini mencuat di berbagai media.
Sementara, Ketua PC PMII Kupang Julfirlan melihat peristiwa ini sebagai momentum refleksi atas perjuangan para pahlawan dalam mewujudkan kemanusiaan yang adil, beradab, serta makmur.
Seiring maraknya isu radikalisme dan komunisme, PMII Kupang juga menyerukan semangat nasionalisme dan patriotisme sehingga mampu menangkal isu-isu yang mencoba merobohkan nilai persatuan dan kebhinnekaan Indonesia.
"Apa pun alasannya, pemuda maupun mahasiswa harus terlibat dalam memberikan pendidikan kepada rakyat agar kita tercerahkan dari segala macam isu yang menyesatkan," lanjutnya.
Momentum Harkitnas kali ini juga bertepatan dengan bonus demografi, dimana jumlah angkatan kerja (usia produktif) di Indonesia lebih besar dari usia tidak produktif. Puncak bonus demografi ini akan dimulai tahun 2020-2030.
Wakil Ketua bidang Penelitian dan Pengembangan GMNI Kupang, Irvan Kurniawan, mendesak pemerintah untuk segera mengeluarkan kebijakan yang fokus dan terencana bagi pemuda agar dapat memanfaatkan bonus demografi demi kemajuan bangsa.
"Pemerintah harus segera menginventarisir pemuda melalui program yang bisa terukur dan dirasakan demi menyongsong bonus demografi," terangnya.
Program itu bisa dinyatakan dalam bentuk pelatihan Nation Building, Character Building, Leadership dan Soft Skill lainnya.
Menurutnya Irvan, program ini penting dilakukan di tengah maraknya perilaku menyimpang seperti kekerasan seksual, narkoba, seks bebas, miras dan gaya hidup hedonis di kalangan pemuda dan mahasiswa.
"Kita tidak boleh terlena dalam situasi ini. Jangan sampai di puncak bonus demografi, kita lebih banyak menuai bencana dari pada berkat" ungkapnya. (Ajhar Jowe/Mahbib)