Daerah

Caraka Malam, Banser Jember Taklukkan Tebing Curam

Senin, 14 Mei 2018 | 13:15 WIB

Jember, NU Online
Berbagai cara dilakukan untuk menguji kekuatan fisik dan mental para calon anggota Barisan Ansor Serbaguna atau Banser. Di Jember misalnya, mereka harus melewati ujian yang sangat berat untuk bisa diakui sebagai kader andal.

Caraka Malam merupakan acara puncak dari rangkaian Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Banser XXVIII yang digelar di kaki Gunung Argopuro selama tiga hari yang berakhir Ahad (13/5). 

Caraka malam atau pengambilan nomor baret adalah acara penutup yang cukup menantang, tidak hanya dari sisi psikis tapi juga fisik. Bisa dibayangkan dalam gelap gultia dengan rasa dingin yang menusuk, peserta harus berjalan sepanjang 30 kilometer, naik turun tebing yang sangat curam. Bahkan salah satu tebing kedalamannya mencapai 50 meter. Sehingga peserta harus menggunakan alat bantu tali untuk melewati tebing itu.

“Caraka malam untuk Dikaltsar kali ini memang kami coba medan yang cukup berat. Kami ingin anggota Banser terbiasa dengan keganasan alam untuk mengantipasi segala kemungkinan yang bakal terjadi menyusul meraknya aksi teror,” kata Sekretaris Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kholidi Zaini kepada NU Online di sela-sela penutupan Diklatsar.

Menurutnya, tema Diklatsar kali ini memang kental dengan teror. Selain diisi dengan materi seputar Ahlussunnah wal Jamaah, juga disampaikan materi  tentang arti jihad dalam konteks kekinian. Sehingga diharapkan peserta Diklatsar tidak salah dalam mengartikan jihad. 

“Sebagai bagian  dari NU, Banser menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, menghargai keberagaman dan sebagainya. Di luar semua itu, Banser harus tetap menjadi benteng ulama,” jelasnya.

Diklatsar yang dibuka oleh Kapolres Jember, AKBP Kusworo Wibowo itu  diikuti oleh 250 peserta. Empat diantaranya berasal dari Bali, dan dua dari Ambon. (Aryudi Abdul Razaq/Ibnu Nawawi)


Terkait