Jakarta, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Administrasi Jakarta Pusat melalui Lembaga Kesehatan NU memprakarsai pertemuan para pemangku kebijakan di daerah setempat di Hotel Ibis, Jakarta, Selasa (21/10). Langkah ini sebagai upaya menanggulangi penyebaran penyakit tuberculosis (TB) dan HIV/AIDS.
<>
Selain koordinasi, forum yang terselenggara atas kerja sama dengan Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakpus ini juga dalam rangka pembentukkan kelompok kerja (Pokja) TB-HIV/AIDS. LKNU mengundang, antara lain, para pimpinan rumah sakit, pejabat legislatif, pejabat eksekutif, dan para kader NU di Jakarta.
Koordinator Community Empowerment of People Against Tuberculosis (CEPAT) LKNU wilayah Jakpus, Umi Wahyuni, mengatakan, aksi yang pihaknya lakukan adalah untuk mendukung program MDGs 6 menghentikan dan mengurangi penyakit menular, termasuk TB, dengan meningkatkan keterlibatan komunitas.
Dinas Kesehatan Jakpus melansir, TB termasuk penyebab kematian terbesar kedua setelah jantung. "Hanya saja, karena bukan kategori wabah dan kematian yang diakibatkannya pelan, TB seperti bukan masalah yang heboh," ujar Ida Kurniawati, pengelola program TB Dinkes Jakpus.
Secara ekonomi, TB dinilai membebani anggaran pemerintah karena biaya penyembuhan yang tergolong tinggi. Tahun 2013 saja tercatat ada 24.093 kasus untuk kasus TB biasa dan 411 untuk kasus TB kebal obat.
"Penderita TB biasa mesti menanggung biaya 800 ribu sampai 1 juta per orang. Nah, kalau TB kebal obat biayanya mahal, mencapai 100 juta per orang," tambah Ida.
Sementara dr Yohana dari Sudinkes Jakpus mengungkapkan, Indonesia menduduki peringkat keempat di dunia terkait TB. "Ini dunia lho. Pernah turun, tapi lalu balik lagi. Makanya, kita tidak bisa kerja sendiri, harus bermitra dengan pihak lain seperti LKNU," kata Yohana sebelum membuka acara secara resmi.
Ketua PCNU Jakpus Mualif berharap, pertemuan ini membuahkan hasil maksimal sehingga visi LKNU maupun pemerintah dapat terwujud. Dalam acara ini, LKNU Jakpus juga menyerahkan penghargaan kepada empat kader terbaik di bidang penanggulangan TB. (Mahbib Khoiron)