Yenny Abdurrahman: Jangan Klaim Simbol Gus Dur untuk Kepentingan Pribadi
NU Online · Senin, 9 Agustus 2010 | 08:34 WIB
Mantan Presiden Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah sosok ulama dan pemimpin yang memperjuangkan kepentingan bangsa dengan mengalahkan kepentingan pribadi, keluarga maupun golongan. Sehingga semua orang dapat merasa memiliki Gus Dur, karena memang Gus Dur memperjuangkan semua orang.
Namun demikian, sangat tidak pantas jika seseorang mengklaim sebagai penerus Gus Dur dan memakai atribut serta simbul-simbul Gus Dur untu perjuangan pribadi atau golongannya sendiri. Hal ini kontradiktif dengan semangat perjuangan Gus Dur yang selalu memperjuangkan kemaslahatan bangsa dan seluruh umat.<>
Demikian dinyatakan oleh Puteri kedua Gus Dur Zanuba Arifah Chafsoh yang akrab disapa Mbak Yenny, ketika memberi sambutan dalam acara periungatan kelahiran Gus Dur di Kediaman Ciganjur, akhir pekan kemarin (7/8). Menurutnya, tidak benar jika Gus Dur hanya dimiliki oleh satu orang atau satu kelompok saja. Apalagi jika kelompok tersebut bertolak belakang dengan semangat dan perjuangan Gus Dur.
"Karenanya, saya berharap kepada temen-teman yang hanya ingin memperjuangankan kepentingan diri sendiri atau kelompok kecilnya saja, jangan mengklaim sebagai penerus Gus Dur. Jangan memonopoli simbol Gus Dur hanya untuk kepentingan pribadi. Biarkan semua orang juga memiliki Gus Dur," terang Yeny.
Lebih lanjut Yenny berharap, para santri, teman seperjuangan, kolega dan seluruh pengagum dan pecinta Gus Dur dapat meneruskan perjuangan gus Dur untuk terciptanya masa depan bangsa yang lebih baik dan lebih damai. (min)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
2
Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah
3
Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa
4
Khutbah Jumat: Dalam Sunyi dan Sepi, Allah Tetap Bersama Kita
5
Redaktur NU Online Sampaikan Peran Strategis Media Bangun Citra Positif Lembaga Filantropi
6
Ribuan Santri Pati Akan Gelar Aksi Tolak Kenaikan Tarif PBB 250 Persen hingga 5 Hari Sekolah
Terkini
Lihat Semua