Warta
MUKTAMAR KE-32
Yang Terdaftar 4.500, yang Hadir 10.000
NU Online · Rabu, 24 Maret 2010 | 05:14 WIB
Makassar, NU Online
Membludaknya peserta Muktamar ke 32 Nahdlatul Ulama yang berlangsung di Asrama Haji Sudiang membuat sebagian peserta tidak kebagian kamar atau tempat penginapan.
Menurut data resmi panitia muktamar, peserta Muktamar yang telah terdaftar di PBNU sekitar 4.500 utusan dari wilayah, cabang dan cabang internasional. Akan tetapi data riil pada saat pendaftaran ditutup diperkirakan mencapai 10 ribu peserta lebih yang hadir di arena muktamar di Makassar, Sulawesi<> Selatan.
Membludaknya peserta Muktamar ke 32 Nahdlatul Ulama yang berlangsung di Asrama Haji Sudiang membuat sebagian peserta tidak kebagian kamar atau tempat penginapan.
Menurut data resmi panitia muktamar, peserta Muktamar yang telah terdaftar di PBNU sekitar 4.500 utusan dari wilayah, cabang dan cabang internasional. Akan tetapi data riil pada saat pendaftaran ditutup diperkirakan mencapai 10 ribu peserta lebih yang hadir di arena muktamar di Makassar, Sulawesi<> Selatan.
Kontan saja membludaknya peserta ini membuat repot panitia daerah, khususnya dalam penyediaan tempat penginapan, konsumsi hingga fasilitas air bersih.
Dan yang terjadi adalah hingga tadi pagi dilaporkan banyak yang belum bisa mandi karena kehabisan air. Nah, agar seluruh isi kamar bisa mandi dan kebagian air, maka diminta seluruh peserta di setiap kamar agar menggunakan air mandi secukupnya dengan cara mengalirkan air tidak terlalu banyak.
Maka jadilah istilah mandi minimalis karena hanya dengan air sedikit tubuh sudah bersih.
Demikian pula tentang air minum, banyak peserta khususnya dari Jawa jika segelas kopi biasanya dihargai 2.500 rupiah, akan tetapi di arena muktamar bisa mencapai 5.000 rupiah per gelas.
Maka untuk menghemat, peserta muktamar pilih beli alat memasak air dari listrik dan beberapa keperluan minum seperti gula, teh maupun kopi dan mie instan dengan rame rame memasak sendiri bersama seluruh isi kamar, dan jadilah minum minimalis. "Biar serba minimalis, yang penting tidak berpakaian serba minimalis", celetuk utusan dari Wonogiri. (amz)
Dan yang terjadi adalah hingga tadi pagi dilaporkan banyak yang belum bisa mandi karena kehabisan air. Nah, agar seluruh isi kamar bisa mandi dan kebagian air, maka diminta seluruh peserta di setiap kamar agar menggunakan air mandi secukupnya dengan cara mengalirkan air tidak terlalu banyak.
Maka jadilah istilah mandi minimalis karena hanya dengan air sedikit tubuh sudah bersih.
Demikian pula tentang air minum, banyak peserta khususnya dari Jawa jika segelas kopi biasanya dihargai 2.500 rupiah, akan tetapi di arena muktamar bisa mencapai 5.000 rupiah per gelas.
Maka untuk menghemat, peserta muktamar pilih beli alat memasak air dari listrik dan beberapa keperluan minum seperti gula, teh maupun kopi dan mie instan dengan rame rame memasak sendiri bersama seluruh isi kamar, dan jadilah minum minimalis. "Biar serba minimalis, yang penting tidak berpakaian serba minimalis", celetuk utusan dari Wonogiri. (amz)
Terpopuler
1
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
2
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
3
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
4
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
5
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
6
Eskalasi Konflik Iran-Israel, Saling Serang Titik Vital di Berbagai Wilayah
Terkini
Lihat Semua
