Warta

Wibawa Syuriyah Tergantung Aktivitas Kolektif dan Personal Mereka

NU Online  ·  Rabu, 13 Oktober 2004 | 07:32 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi berpendapat bahwa kontraversi tentang upaya meningkatkan otoritas dari dewan syuriyah sebenarnya tidak relevan lagi karena sebenarnya syuriah sudah merupakan lembaga tertinggi yang ada di PBNU.

“Sebenarnya dalam anggaran dasar NU, syuriyah sudah merupakan lembaga tertinggi. yang dimaksud penguatan tersebut sifatnya tidak institusional lagi, jadi yang namanya penguatan tinggal tergantung aktivitas lembaga syuriyah itu sendiri,” ungkapnya kepada NU Online.

<>

Memang ada beberapa hal yang menyebabkan peran tanfidziyah seolah-olah lebih menonjok. Dengan fungsinya sebagai pelaksana, tanfidziyah sering berhubungan dengan pihak luar sehingga lebih banyak publikasinya, sehingga terkesan mendominasi.

Mengasuh Ponpes Mahasiswa Al Hikam Malang tersebut memberi contoh bahwa dalam pemilihan pengurus saja, jika Rais Aam tidak setuju, maka tidak boleh. Itu berlaku sampai sekarang. “Dalam aturan tata tertib yang saat ini dibahas untuk persiapan muktamar, justru akan diperkuat lagi. Nah selanjutnya tergantung aktifitas personal dan aktaifitas kolektif dari lembaga ini,” tandasnya.

Hasyim menjelaskan bahwa dalam hal ini sebenarnya tanfidziyah tidak boleh melanggar syuriyah yang menentukan masalah-masalah yang sifatnya strategis. “Jadi di PBNU, kalau mengenai masalah-masalah prinsip, maka syuriah melakukan rapat sendiri, nah saya sebagai ketua umum tanfidziyah ex officie adalah anggota syuriyah, anggota saja,” tambahnya.