Wejangan untuk Warga Nahdliyin

Jakarta.NU.Online 
Menghadapi krisis multidimensi yang berkepanjangan yang tengah melanda bangsa ini serta banyaknya pemimpin yang tidak amanah, warga nahdliyin hendaknya tidak mengumbar caci-maki dan hujatan. Sebaliknya, warga NU bisa menjaga kesabaran dan memperbanyak doa, sehingga kondisi serba krisis yang ada ini bisa segera berakhir.

Wejangan  itu disampaikan KH Anwar Mansyur, Wakil Rois Syuriah PWNU Jatim pada Istighotsah Kubro yang digelar PCNU Tulungagung, Kamis (1/5) malam di Masjid Agung Al Munawar, Tulungagung. “Kalau menghadapi pemerintah dan pejabat yang jelek kerjanya, tidak usah dicaci maki. Tapi mari kita serahkan persoalan itu pada Allah, karena Allah yang akan memutuskan,” ungkap KH Anwar Mansyur saat menyampaikan narasi Istighotsah. Suasana rintik hujan yang mengguyur kota Tulungagung sejak sore, ternyata tidak mengurungkan niat warga nahdliyin untuk hadir dalam acara itu. Hanya saja, acara yang rencananya dimulai pukul 19.00 WIB akhirnya molor dan baru dimulai sekitar pukul 21.00 WIB. Sekitar 2.000 warga nahdliyin tetap hadir dalam acara itu. “Banyak yang gagal berangkat karena hujan. Tapi ini sudah lumayan,” kata Mustofa, Ketua IPNU Tulungagung.

Selain KH Anwar Mansyur, istighotsah itu juga dihadiri seluruh masyayikh yang diundang dalam istighotsah itu. Mereka antara lain tokoh sufistik yang terkenal kharismatik  KH Abdul Jalil Mustaqim, KH Mujab Mujib. Hadir juga Ketua PCNU Tulungagung KH Mu’in Arief, seluruh anggota FKB, pengurus DPC PKB, dan Wakil Bupati Tulungagung M Attiyah SH.

Dalam acara itu, PCNU juga menggalang dana yang akan disalurkan untuk menolong korban perang Iraq. Penggalangan dana dilakukan anggota IPNU dan IPPNU kepada semua yang hadir. Istighotsah baru berakhir sekitar pukul 23.00 WIB.(DM)(Cih).