Warta

Warga NU tidak Perlu Tergoda Aliran Non Aswaja

NU Online  ·  Jumat, 9 Juli 2010 | 08:16 WIB

Kudus, NU Online
Ditengah banyaknya gerusan terhadap NU, warga nahdliyyin diharapkan mampu mengendalikan diri tidak mudah tergoda masuk pada aliran wahabi maupun liberalisme. Pasalnya, aliran semacam itu ajarannya tidak sesuai dengan aqidah yang dianut kaum nahdliyyin yakni ahlussunnah wal jamaah.
 

Harapan ini disampaikan oleh Habib Syeh bin Abdul Qodir Assegaf saat menyampaikan mauidhah hasanah dalam pengajian umum dan istighosah memperingati Isra' Mi'raj dan Harlah NU ke 87 di alun-alun kabupaten Kudus, Kamis (8/7) malam. Selain Habib Syeh, Musytasyar PBNU Kudus KH Sya'roni Ahmadi turut hadir dan menyampaikan tausiahnya.<>
 
Di depan ribuan kaum nahdliyyin Kudus, Habib asal Solo Jateng ini mengatakan  Nahdlatul Ulama adalah organisasi di bawah naungan ulama yang mampu membawa kemaslahatan sekaligus membentengi ummatnya dari rongrongan aliran lain.
 
"Makanya kita harus lebih mempererat ukhuwah Islamiyah dan Nahdliyyah sehingga NU tidak mudah dipecah belah oleh kepentingan lain termasuk politik," tegasnya.
 
Pada kesempatan itu, Habib Syeh mengajak warga NU harus merasa bangga terhadap organisasinya.
 
"Apalagi NU Kudus telah terbangun hubungan yang baik antara kiai, ulama, habaib dan umaro saling bahu membahu untuk menjaga Nahdlatul Ulama," katanya.
 
Sebelumnya, Musytasyar PBNU KH. Sya'roni Ahmadi mengatakan kelahiran Nahdlatul Ulama mempunyai peran sebagai penerus perjuangan Nabi Muhammad yang rahmatan lil alamin.
 
"NU harus bisa menjadi tauladan seperti kanjeng nabi Muhammad yang bisa mengayomi semua golongan baik muslim maupun non muslim melalui program-programnya," tandas ulama kharismatik Kudus ini.
 
Diawal mauidhahnya, KH.Sya'roni menceritakan tanggal kelahiran NU yang jatuh pada 16 Rajab 1344 Hijriyah tercatat dalam salah satu tiang penyangga masjid al Aqsho Menara Kudus dalam bentuk kalimat prasasti yang ditulis oleh ulama Kudus, Kiai Muhammad Kamal.
 
"Sepatutnya peringatan harlah NU dilaksanakan menggunakan patokan tahun Hijriyah," tuturnya singkat.(adb)