Warta

Wacana Ekspor Beras Hanyalah Kepentingan Pemerintah

NU Online  ·  Selasa, 12 Mei 2009 | 07:00 WIB

Kudus, NU Online
Wacana melakukan ekspor beras ke Luar negeri hanyalah kepentingan pemerintah saja. Bagi kaum petani, hal tersebut belum menjadi  harapan disaat mereka sedang berjuang mengatasi persoalan yang dihadapinya.

“Persoalan langkanya pupuk dan banyaknya gagal panen yang  menjadi pukulan berat bagi petani, pemerintah tidak berdaya memberikan solusi tersebut. Mestinya pemberdayaan petani yang harus didahulukan pemerintah ketimbang ekspor beras,” kata aktifis petani Rois Noor ketika ditemui Kontributor NU Online Qomarul Adib di sela-sela pelantikan PCNU Kudus Ahad (10/5).<>

Menurut Rois yang juga pengurus LP2NU Kudus, adanya surplus beras disebabkan terjadinya bencana alam kemarin yang  saat itu beras belum sempat terdistribusikan kepada  masyarakat sehingga pemerintah berani merencanakan ekspor. Dalam waktu dekat, Rois melalui lembaganya akan mengumpulkan sejumlah petani untuk mengkaji persoalan beras ini.

“Kalau dilihat wacana ekspor digulirkan, saya pikir hanya untuk memberikan surprise pada petani. Tetapi bisa jadi ada maksud lain dibalik rencana itu, apalagi momentumnya menjelang pilpres,” kata Rois  tanpa merinci lebih jauh.

Sementara itu, Sekretaris Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kudus Hadi Sucahyono menyatakan sebaiknya pemerintah melakukan kajian terlebih dahulu dengan mengecek kembali ke daerah-daerah  tentang stok beras tersebut.

“Bila memang sejumlah daerah masih membutuhkannya sebaiknya ekspor beras ditunda terlebih dahulu,” kata Hadi.

Selain itu, pihaknya mengharapkan rencana tersebut tidak didasarkan atas upaya mengejar prestise semata. Pasalnya, bila hal tersebut yang dikedepankan, dikhawatirkan justru akan menimbulkan persoalan di kemudian hari.

Saat ini,  masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan kekuatan pangan di tanah air, salah satunya adalah memberdayakan petani.

“Termasuk persoalan infrastruktur yang diperlukan petani, belumlah dapat dipenuhi secara baik. Padahal hal yang demikian berkorelasi langsung dengan kekuatan stok pangan.” Kata cahyo kepada wartawan. (adb)