Ulama perlu Beri Contoh upaya Pelestarian Lingkungan
NU Online Ā· Selasa, 8 November 2011 | 08:42 WIB
Jakarta, NU Online
Keterlibatan para ulama dan ormas Islam dalam upaya pelestarian lingkungan layak untuk diapresiasi. Tetapi perlu disadari peran para ulama tidak cukup hanya dengan memberikan ceramah, tetapi juga memberi contoh aksi nyata keterlibatan mereka dalam pelestarian lingkungan.
āAksi nyata penting karena masyarakat umum tidak membaca buku, tapi melihat apa yang dilakukan pada tokohnya,ā kata Imdadun Rahmat, wakil sekjen PBNU dalam diskusi terbatas tokoh lintas agama dalam upaya pelestarian lingkungan.
<>
Ia menjelaskan, Nabi Muhammad telah memberikan contoh yang jelas upaya-upaya penyelamatan lingkungan dengan melakukan penghematan apapun sumberdaya yang ada. Sikap efisien Rasulullah mencerminkan kondisi lingkungan di Timur Tengah yang langkah sumberdaya.
āNabi bersabda, seandainya besok kiamat dan hari ini masih memegang benih, maka tanahlah,ā katanya.
Beberapa hadist lain adalah perintah untuk menghidupkan tanah terlantar dan masyarakat yang memelihara, berhak memanfaatkannya, larangan membakar kebun, merusak hutan dan menebang pohon dalam peperangan.
Terdapat pula larangan untuk mengencingi air, baik yang mengalir, apalagi yang air yang terdiam. āSayangnya hadist ini di lingkungan pesantren masih dimaknai terbatas terkait dengan cara bersuci,ā paparnya.
Ia menegaskan, banyak ayat Al Qurāan yang menceritakan soal fenomena alam. Sayangnya, ayat-ayat seperti ini kalah populer dengan ayat-ayat soal jihad yang sering diungkapkan dihadapan publik sehingga yang terekam dalam benak masyarakat juga ayat-ayat tentang jihad tersebut.
āKeajaiban ciptaan alam direkan dalam surat Arrahman, yang sangat indah, yang banyak bercerita tentang kehebatan kreasi tuhan, yang memberikan argumentasi bahwa tak ada alasan kepada manusia untuk tidak tunduk pada tuhan,ā jelasnya.
Alam, dalam Al Qurāan digambarkan sebagai ciptaan yang agung dan diciptakan dengan sangat sungguh-sungguh, dengan kebenaran, tidak sia-sia, terukur, detail dengan penuh perhitungan serta keseimbangan.
āAlam adalah ciptaan yang memiliki jiwa dan subyek yang aktif. Saya kira agama-agama memiliki titik temu dalam melihat alam semesta. Jadi alam merupakan ciptaan tuhan yang berjiwa, bukan benda mati yang hanya selalu menjadi obyek, tetapi sesuatu yang melakukan aksi,ā terangnya.
Alam, tambahnya, beribadah, tundak dan bertasbih mengagungkan Allah. āJadi, bukan hanya jin dan manusia saja yang merupakan aktor,ā paparnya.
Manusia dalam hal ini diberi mandat untuk menguasai alam dan bertanggung jawab sebagai khalifah, boleh menguasai dan memanfaatkan untuk kepentingan hidupnya, tetapi tidak boleh merusak.
āAlam rusak karena ulah manusia, alam tidak rusak karena dirinya sendiri, dan timbulnya bencana menjadi pelajaran kepada manusia akibat kerusakan yang ditimbulkannya,ā tandasnya.
Hadir dalam acara yang digagas oleh Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU ini perwakilan dari Persekutuan Geraja-Geraja Indonesia (PGI), Parisada Hindu serta dari Matakin (Konghucu).
Penulis: Mukafi Niam
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Khutbah Jumat: Jangan Bawa Tujuan Duniawi ke Tanah Suci
6
Khutbah Jumat: Merajut Kebersamaan dengan Semangat Gotong Royong
Terkini
Lihat Semua