Probolinggo, NU.Online
Mantan Menteri Agama RI Dr. Tarmizi Taher mengatakan ukhuwah antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah merupakan kebutuhan bangsa untuk mengatasi krisis multi dimensional yang berkepanjangan, demikian disampaikan disela-sela silaturrahmi Ramadhan di Pondok Pesantren Zainul Hasan dan Nurul Jadid Probolinggo.
"Bangsa ini sudah lelah bertengkar, sehingga sudah saatnya menjalin persatuan untuk kebersamaan membangun bangsa yang sudah terpuruk," katanya di Probolinggo, Rabu (5/11)
<>Ia mengatakan kerukunan hidup umat beragama merupakan hal yang mutlak bagi kerukunan bangsa Indonesia yang bersifat amat majemuk, sebab tanpa adanya kerukunan, maka bangsa Indonesia tidak mungkin menikmati stabilitas nasional.
"Tanpa stabilitas nasional, bangsa ini tidak mungkin bisa membangun, tapi sebaliknya akan hancur akibat konflik," tandasnya.Dengan perkataan lain, katanya, masing-masing umat beragama memperoleh kesempatan yang seluas-luasnya untuk menjalankan dan mengembangkan kehidupan agama mereka, tetapi semua itu harus dilakukan dengan tidak menganggu dan merugikan umat beragama lain.
"Karena terusiknya umat beragama di Indonesia akan memprihatinkan semua pihak, bahkan penyebab sekecil apa pun dari konflik yang ditimbulkan akan memicu pertengkaran yang lebih besar," ujarnya.
Dalam kesempatan itu ia juga mengungkapkan NU dan Muhammadiyah diharapkan mampu menghasilkan pemimpin yang demokratis dan berkeadilan dalam momentum pemilihan legislatif dan eksekutif secara langsung dalam Pemilu 2004.
"Kalau salah dalam menggunakan momentum yang baru pertama dilakukan dalam demokrasi indonesia ini, maka saat itu pula umat akan menjadi penonton selamanya. Kita tidak mau jatuh dalam lubang yang sama berkali-kali, sebab hal itu adalah bentuk kebodohan," katanya
Terhadap kebersamaan NU dan Muhammadiyah, tandasnya, kedua organisasi agama terbesar itu akan mampu menyatukan dua hal yang berbeda yakni NU dengan keulamaannya, sedang Muhammadiyah dengan keintelektualannya. "Bila keduanya disatukan dengan saling menghormati dan menghargai maka bangsa ini akan mampu mengatasi krisis itu dengan cepat," ungkapnya.
Dalam kunjungan Ramadhan di pondok pesantren Zainul Hasan dan Nurul Jadid di Probolinggo itu, mantan Menag di jaman Soeharto juga sempat melakukan dialog dengan para santri dan santriwati. (Cih)***
Terpopuler
1
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
2
Pemerintah Umumkan 18 Agustus 2025 sebagai Hari Libur Nasional
3
Pengetahuan tentang HKSR Jadi Kunci Cegah Kekerasan Seksual, Begini Penjelasannya
4
Bukan Hanya Kiai, Mustasyar PBNU: Dakwah Tanggung Jawab Setiap Muslim
5
Fatwa Haram Tak Cukup, Negara Harus Bantu Atasi Akar Ekonomi di Balik Sound Horeg
6
Gus Yahya: NU Bergerak untuk Kemaslahatan Umat
Terkini
Lihat Semua