Tsunami Di Aceh Akibat Perubahan Kecepatan Rotasi Bumi
NU Online · Jumat, 31 Desember 2004 | 09:57 WIB
MOSKOW, NU Online
Arus panjang gelombang tsunami yang menggerus Bumi Rencong dan Sumatra Utara, setelah gempa berkekuatan 8,9 Richter mengguncang kedua provinsi itu pada Minggu (26/12) kemungkinan diakibatkan oleh perubahan kecepatan gaya rotasi (berputarnya) bumi.
Demikian kesimpulan dari pernyataan Wakil Direktur Lembaga Fisika Bumi Rusia, Dr. Alexander Ponomnaryov baru – baru ini.
<>"Menurut perkiraan saya, perubahan gaya rotasi bumi telah menyebabkan terjadinya percepatan gempa tektonik," ungkap Alexander Ponomnaryov. Menurut dia, gempa yang berkekuatan 8,9 skala Richter dengan pusat titik gempa di sekitar pulau Sumatra merupakan gempa yang paling hebat selama kurun waktu 120 tahun dalam sistem pemantauan terhadap kegiatan seismik.
"Perubahan gaya rotasi bumi menyebabkan tekanan yang hebat yang menimbulkan pergeseran kulit bumi yang mengakibatkan guncangan berdaya hebat dengan dampak yang luas," kata Ponomnaryov sambil mengingatkan gempa hebat lainnya kemungkinan kecil akan terjadi dalam waktu dekat.
"Satu wilayah untuk kembali ke kondisi normal setelah gempa hebat umumnya membutuhkan waktu yang cukup lama. Serta biasanya satu gempa yang hebat akan diikuti oleh gempa-gempa susulan yang lebih kecil untuk memberi kesempatan tekanan yang besar tersebut keluar dari lapisan kulit bumi," tuturnya.
Ponomnaryov memperkirakan satu gempa hebat kemungkinan akan terjadi di wilayah Kamchatka, Rusia, kira-kira satu tahun mendatang. "Para pengamat dari badan meteorologi dan Geofisika mengklasifikasikan situasi di Kamchatka tersebut cukup berbahaya. Gempa berkekuatan hebat dapat juga terjadi di wilayah Kaukasus Utara," katanya.
Sejumlah gempa berkekuatan hebat lainnya yang pernah terjadi tahun lalu yang meminta jumlah korban yang besar yaitu di Bam Iran pada 26 Desember 2003 dengan korban 31.884 orang meninggal dan 18,000 cedera, kekuatan 6.7 skala Richter. Selanjutnya adalah gempa di Aljazair Utara pada 21 Mei, 2003, yang menewaskan 2.300 orang dan 10,000 terluka dekat ibukota Aljiers. Gempa itu berkekuatan 6,8 skala Richter. Peringatan dini Sementara itu, seperti dikutip Antara, ahli-ahli geologi dari berbagai negara di dunia berpendapat jumlah korban bencana gempa bumi dan tsunami hari Minggu lalu sebenarnya bisa dikurangi jika negara-negara di kawasan Samudra Hindia memiliki sistem jaringan komunikasi untuk peringatan dini seperti yang ada di kawasan Samudra Pasifik.
"Meskipun perjalanan tsunami dari pusat gempa ke pantai terdekat di Sumatera hanya dalam hitungan menit, namun jika kawasan Samudra Hindia punya sistem peringatan dini seperti di Pasifik, maka masih ada waktu untuk melakukan evakuasi," kata Dr. Tad Murthy, ahli geologi dari Universitas Manitoba, Winipeg, seperti dikutip The New York Times, Senin (27/22).
Murty yang berasal dari India tersebut mengatakan, bencana tsunami bukan hal baru di kawasan Samudra Hindia.Pada tahun 1945 bencana tersebut menewaskan ratusan orang di Bombay, kemudian lebih jauh lagi pada tahun 1762 gelombang pasang air laut akibat gempa tektonik itu juga menyerang kawasan yang sekarang sebagai Bangladesh. Dengan meningkatnya jumlah penduduk di kawasan pantai Samudra Hindia, maka seharusnya sistem peringatan dini sudah ada sejak lama.
Sebenarnya para ahli sudah mengingatkan perlunya suatu sistem komunikasi peringatan dini gempa bumi. Pada pertemuan Komisi Oseanografi Internasional, salah satu badan di bawah PBB, diungkapkan bahwa Samudra Hindia sangat rawan dengan gempa di dasar laut yang menyebabkan tsunami sehingga harus ada suatu "warning network".
Namun India, Thailand, Malaysia dan negara-negara di kawasan itu tampaknya melihat masalah ini sebagai masalah kawasan Pasifik, katanya. Murthy juga mengatakan, setiap gempa di bawah laut dengan kekuatan lebih dari 6.5 skala Richter akan menimbulkan gelombang pada permukaan laut, dan itu sudah merupakan peringatan dini. Setelah gempa terdeteksi, gelombang laut sebagai akibatnya bisa diperkirakan. Misalnya di India. Perjalanan gelombang pasang dari pusat gempa sekitar empat jam. "Itu waktu yang cukup untuk memberi peringatan," katanya. (Ant/Itar-Tass/dul)
Terpopuler
1
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
2
Houthi Yaman Ancam Serang Kapal AS Jika Terlibat dalam Agresi Iran
3
Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
4
Pengumuman Hasil Seleksi Wawancara Beasiswa PBNU ke Maroko 2025, Cek di Sini
5
Trump Meradang Usai Israel-Iran Tak Gubris Seruan Gencatan Senjata
6
Mudir 'Ali JATMAN: Tarekat adalah Warisan Asli Wali Songo
Terkini
Lihat Semua