Tingkatkan Nilai Jual, Pesantren Salaf Disarankan Terapkan Kurikulum Nasional
NU Online · Rabu, 3 Agustus 2011 | 05:41 WIB
Lebak, NU Online
Pondok pesantren salaf di Kabupaten Lebak, Prpovinsi Banten, selayaknya menerapkan kurikulum nasional, agar lulusan lembaga keagamaan tersebut memiliki 'nilai jual'. "Sejak dulu sampai sekarang pola pendidikan pondok pesantren salaf masih bersifat klasikal serta tradisional, belum mengacu pada standar kurikulum nasional," kata Kepala Seksi Pondok Pesantren Kementerian Agama Kabupaten Lebak Ajid Samsuri di Rangkasbitung, Selasa (2/8).
Ajid berharap, Kementerian Agama segera mengeluarkan sistem kurikulum nasional untuk pendidikan 618 pesantren salaf yang ada di daerah itu. Saat ini, pola pembelajaran pesantren salaf belum memiliki kejelasan, sehingga tidak memiliki kompetensi pelayanan pendidikan yang baik.
<>
Selain itu juga tidak memiliki nilai jual dibandingkan pesantren modern, yang sudah menerapkan kurikulum yang diakomodasi antara nasional, tradisional dan konvensional. Oleh karena itu, kata dia, lulusan pesantren salaf hingga kini kalah bersaing dengan pesantren modern dari segi wawasan maupun intelektual kajian ilmu agama Islam.
Penerapan kurikulum nasional itu, kata dia, juga dapat mencegah ajaran radikalimse. Selama ini, menurut dia, hasil proses pendidikan pesantren salaf yang satu dengan yang lainya sangat berbeda akibat tidak menerapkan kurikulum nasional itu.
Pendidikan salaf bukan hanya kitab gundul saja, namun perlu diajarkan kitab-kitab lainya untuk dikaji secara mendalam. "Kami mendesak Kemenag Pusat segera menerapkan kurikulum standar nasional untuk ponpes salaf, sehingga lulusanya memiliki kompetensi keilmuan pendidikan agama Islam," ujarnya.
Ia juga mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan pertemuan dengan pengelola pesantren salaf melalui wadah forum silatuhrahmi antar pondok pesantren se-Kabupaten Lebak. Dalam pertemuan tersebut, kata dia, nantinya seluruh pesantren salaf bisa menerapkan kurikulum nasional. "Kami berharap Kemenag bisa mengeluarkan penerapan kurikulum salaf," katanya.
Ketua Forum Silatuhrahmi antar Pondok Pesantren Kabupaten Lebak KH Badrudin mengaku, pada dasarnya sangat setuju kurikulum nasional diformalkan untuk pendidikan pesantren salaf. Namun, kata dia, pihaknya meminta Kemenag melakukan pembinaan dan sosialisasi terlebih dulu sebelum diterapkan kurikulum tersebut. "Kami saat ini belum mengetahui kurikulum nasional yang akan diterapkan untuk pesantren salafi," ujarnya.
Redaktur: Mukafi Niam
Sumber  : Antara
Terpopuler
1
KH Miftachul Akhyar: Menjadi Khalifah di Bumi Harus Dimulai dari Pemahaman dan Keadilan
2
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
3
Nota Diplomatik Arab Saudi Catat Sejumlah Kesalahan Penyelenggaraan Haji Indonesia, Ini Respons Dirjen PHU Kemenag
4
Houthi Yaman Ancam Serang Kapal AS Jika Terlibat dalam Agresi Iran
5
Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
6
PBNU Desak Penghentian Perang Iran-Israel, Dukung Diplomasi dan Gencatan Senjata
Terkini
Lihat Semua