Warta

Tiga Pesan Rais Akbar NU Kepada Ulama

NU Online  ·  Ahad, 2 Oktober 2011 | 23:10 WIB

Semarang, NU Online
Pada 1354 Hijiyah, atau 77 tahun lalu, Rais Akbar Nahdlatul Ulama, Rais Akbar Nahdlatul Ulama, Hadltoruts Syaikh Hasyik Asy’ari menulis risalah berisi pesan kepada para ulama.

Tulisan tangan pendiri NU ini dibacakan Rais Am PBNU KH Mustofa Bisri dalam acara Pelantikan Pengurus Cabang NU Kota Semarang, di halaman Ponpes As-Shodiqiyah Sawah Besar Gayamsari Semarang, Ahad.
<>
Gus Mus membacakan naskah itu sebagai tausiyahnya kepada para pengurus yang barusan dilantik. Pertama, Ulama harus mementingkan persatuan dan persaudaraan. Sebab persatuan adalah senjata paling ampuh.

KH Hasyim Asy’ari, kutip Kiai Mustofa Bisri, berwasiat kepada ulama agar mengutamakan kepentingan bersama. Ulama harus mau mengalah sedikit pada suatu masalah yang kurang pas, demi persatuan. Kompromi demi hal yang baik itu wajib hukumnya. Contoh nyata adalah kemerdekaan Indonesia dengan dasar Negara Pancasila. Ulama, terutama NU mengalah tidak ngotot berdasar Islam dan rela menghaspus 7 kata dalam Piagam Jakarta demi persatuan nasional.

 “Kedua, harus bisa menyelesaikan masalah umat. Jangan bermasalah dengan diri atau kepentingannya sendiri. Bagaimana mau menyelesaikan masalah umat?,” tutur dia menerangkan wasiat kedua Kiai Hasyim Asy’ari.

Dalam konteks PCNU, lanjutnya, pengurus harus bersatu padu dan menjalankan program kerja secara serius. Gus Mus pun mengucapkan tahniah kepada  mereka yang  baru dilantik. Dia sebut mereka adalah orang-orang yang beriman beneran. Sebab mau mengurusi  masalah umat tanpa dibayar. Bahkan biasanya tombok.

 “Panjenengan semua ini termasuk orang yang beriman. Karena hanya mengharap ganjaran. Padahal ganjaran itu barang gaib, yang hanya bisa dilihat di akhirat kelak,” ujarnya sambil berkelakar.
Pesan Rais Akbar ketiga, tambahnya, NU harus membawa maslahat. Kebangkitan Ulama, terjemahan nama NU, kata dia, bermakna hanya  bangkit sekali. Seterusnya adalah kemajuan. Bukannya bangkit  lalu tertidur, bangkit lagi,  turun lagi, bangkit lagi.

“Diminatinya NU oleh bangsa Indonesia, khususnya Umat Islam, karena NU membawa maslahat. Sehingga menjadi mayoritas dengan jumlah terakhir 80 juta orang.  Maka jika tidak lagi dirasa membawa maslahat dan manfaat, NU akan ditinggalkan umat. Jadi, jangan sampai bangkit berkali-kali. Cukup satu kali saja,” ujarnya mewanti-wanti.
 
Dalam acara tersebut, dihadiri puluhan ulama, tokoh NU Jateng dan kota Semarang , serta para pejabat Muspida Kota Semarang. Walikota Semarang Soemarmo HS sempat memberikan sambutannya.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Muhammad Ichwan