Tawuran yang melibatkan remaja sekolah, bahkan mahasiwa saat ini sudah sangat memprihatinkan dan perlu dicarikan solusi agar masalah ini tidak terus berkembang.
“Daripada tawuran begitu, lebih baik mereka berjuang di medan perang, kalau mati jadi pahlawan,” kata Masykur, pejabat dari direktorat jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dalam seminar mengenai masalah korupsi bagi remaja yang diselenggarakan oleh Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Di Cibubur, Jum’at (7/11).<>
Seminar ini diselenggarakan sebagai bagian dari Konferensi Besar (Konbes) IPPNU yang diikuti oleh 14 perwakilan wilayah seluruh Indonesia.
Masykur juga menyoroti mulai lunturnya nasionalisme dikalangan remaja dan rakyat Indonesia. “Pada masa lalu, nasionalismenya sangat tinggi, sampai rakyat Aceh mengumpulkan emasnya untuk membeli pesawat buat presiden Soekarno,” ujarnya.
Akibat rendahnya dukungan masyarakat terhadap pemerintah, akhirnya banyak program yang seharusnya bisa melibatkan masyarakat harus melakukan pinjaman ke luar negeri agar program tersebut bisa terus berjalan.
Sekitar 150 siswa sekolah dari Jakarta dan sekitarnya mengikuti seminar ini. Mereka dengan antusias mengajukan pertanyaan dan menyampaikan keprihatinan terhadap kondisi Indonesia. Hal ini menunjukkan remaja juga masih memperhatikan masalah Indonesia ke depan, bukan hanya berhura-hura. (mkf)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
6
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
Terkini
Lihat Semua