Surabaya, NU Online
Dalam kondisi negara yang karut-marut seperti ini, ketika koruptor makin sulit dijamah hukum dan para pejabat tinggi seringkali menunjukkan teladan yang tidak baik kepada rakyatnya, tarekat semakin dibutuhkan di negeri ini. âIlmu thariqah sangat-sangat perlu sekarang ini,â kata KH Moc Djamaluddin Ahmad, salah seorang Aâwan Syuriah PWNU Jawa Timur.
<>
Kiai Jamal â demikian ia biasa disapa â mengemukakan hal itu dalam pembukaan Pengajian Al-Hikam Sabtu Paing di Kantor PWNU Jawa Timur, Jl Masjid Al-Akbar Timur 9 Surabaya, pada Sabtu (1/10) sore. Sebagaimana diketahui, kiai asal Pondok Pesantren Bumi Damai Al-Muhibbin Tambak Beras Jombang itu adalah pengasuh tunggal pengajian yang diselenggarakan PWNU dan didukung oleh TV9 tersebut. Setelah mengalami masa libur hari raya, pada Sabtu lalu pengajian itu baru dimulai kembali.
Kiai Jamal menuturkan, ilmu tarekat selalu dibutuhkan, karena tarekat selalu mengajarkan berbagai macam kebaikan dan kejujuran yang langsung bersumber dari hati. Apalagi kejujuran saat ini nilainya semakin mahal dan semakin langka di temukan di republik ini.
âCoba kalau pejabat negara dan para politisi negegi ini jujur saja. Korupsi diakui korupsi, mencuri diakui, dst, maka sudah bereslah negara ini,â jelas kiai spesialis kitan Hikam tersebut.
Dalam konteks besar, menurut Kiai Jamal, ilmu tarekat dibutuhkan karena dua hal. Pertama, untuk melatih nafsu supaya bisa melakukan amal yang dinilai berat. Sebab semua amal baik akan bernilai berat oleh nafsu. Kalau terus dilatih, lama-lama akan terbiasa dan tidak merasa berat lagi. Kedua, untuk memerangi nafsu yang jelek itu sendiri, sebab hati manusia selalu diliputi dengan nasfsu-nafsu tersebut, seperti sifat sombong, serakah, iri, pelit, dst. âPokoknya kalau sudah masuk tarekat dan menjalani dengan benar, maka insya Allah semua akan beres,â jelas Kiai Jamal.
Kiai Jamal juga mengingatkan jika salah satu tanda-tanda hari akhir adalah pemilik ilmu sudah ditunggangi oleh nafsu. Ironisnya, ternyata tanda-tanda itu sudah banyak bermunculkan di Indonesia. Ia mencontohkan banyaknya orang belajar ilmu hukum dengan tujuan yang salah. Bukan supaya tahu hukum lalu tidak melanggar hukum, tapi supaya bisa lolos kalau melanggar hukum. âIni contohnya, berangkat saja sudah ditunggangi nafsu,â jelas Kiai Jamal.
Meski masuk tarekat itu dinilai sangat penting, namun, menurut Kiai Jamal, juga tidak mudah untuk dapat memasuki dunia âilmu hatiâ tersebut dengan benar. Sebab tidak mudah juga menemukan guru mursyid yang benar-benar memenuhi syarat. âSebab kadang guru mursyidnya tidak memenuhi syarat,â jelas Kiai Jamal. Untuk menjadi guru mursyid itu sendiri, menurut Kiai Jamal, memiliki 11 syarat yang harus dipenuhi.
Redaktur   : Mukafi Niam
Kontributor: M. Subhan
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
3
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
4
Khutbah Jumat: Menjaga Keluarga dari Konten Negatif di Era Media Sosial
5
PCNU Kota Bandung Luncurkan Business Center, Bangun Kemandirian Ekonomi Umat
6
Rezeki dari Cara yang Haram, Masihkah Disebut Pemberian Allah?
Terkini
Lihat Semua