Tanpa Sang Mursyid, Jamaah Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah Tetap Membludak
NU Online · Ahad, 18 Juli 2010 | 13:53 WIB
Kepergiaan KH Ahmad Asrori bin Utsman Al Ishaqi, Mursyid Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah, hampir setahun yang lalu tidak menyurutkan langkah para jamaah yang mengikuti kegiatan rutin tahunan yang digelar di komplek Pondok Al Fitrah, Kedinding Lor, Surabaya.
Dalam kegiatan majelis dzikir yang diadakan Ahad (18/7) pagi, para jamaah dari berbagai daerah di Indonesia serta Malaysia dan Singapura memadati kawasan Pesantren Al-Fitrah seluas sekitar 3 hektar, sampai ke komplek-komplek perumahan di kelurahan Kediding Lor dan sekitarnya.<>
Di terminal bus Bungurasih Surabaya yang masih berjarak puluhan kilometer dari lokasi para sopir kendaraan umum pun kontan menanyakan kepada para penumpang dari berbagai kota, “Mau ke pondok pak?”, maksudnya ke pondok pesanten Al-Fitrah. Kiai Asrori memang dikenal dan disegani oleh berbagai kalangan masyarakat Surabaya.
Pada acara haul dan majelis dzikir tahunan Ahad pagi itu, meski tanpa Sang Mursyid, kegiatan dimulai seperti biasa pada sekitar pukul 06.30 WIB yang didahului oleh pembacaan hadiah Al-Fatihah, dilanjutkan istighotsah, Manaqib, Tahlil dan Shalawat. Kegiatan dipimpin oleh para murid, dan santri Kiai Asrori secara bergantian. Sementara taushiyah disampaikan oleh para habaib dan kiai.
Kegiatan telah dimulai pada Sabtu malam. Beberapa jamaah yang datang dari luar kota bahkan rela tidur di jalan-jalan hanya dengan menggelar tikar atau koran. “Kami ingin mengikuti acara haul sambil ziarah ke pesarean (makam) Romo Kiai,” kata Ahmad salah seorang jamaah dari Lampung.
Kiai Ahmad Asrori bin Utsman Al-Ishaqi meninggal dunia pada Selasa 18 Agustus 2019 lalu pada dini hari sekitar pukul 02.00 dalam usia yang cukup muda 50-tahunan. Dalam tradisi tarekat biasanya kepemimpinan diwariskan ke putra-putra Sang Mursyid, namun saat ini putra-putri Kiai Asrori masih kecil.
Menurut informasi yang diterima NU Online, hingga kini belum ada yang ditetapkan sebagai pengganti Kiai Asrori. Kepemimpinan tarekat diserahkan secara kolektif kepada para murid Kiai Asrori dari berbagai daerah. Sementara kegiatan tarekat diberbagai daerah digerakkan oleh Jamaah Al-Khidmah yang dipimpin oleh KH Hasanuddin atau biasa dipanggil Bung Has.
Kiai Asrori adalah putra Kiai Utsman Al-Ishaqi yang dinisbatkan pada Maulana Ishaq, ayah Sunan Giri, karena Kiai Utsman masih keturunan Sunan Giri. Kiai Utsman sendiri merupakan murid Kiai Ramli Tamim Jombang yang kemudian dibaiat sebagai mursyid.
Kiai Utsman mengembangkan tarekat di Surabya. Kiai Ahmad Asrori lalu meneruskan perjuangan Kiai Utsman di kawasan Kediding Lor Surabaya. Pada masa kepemimpinan Kiai Asrori inilah jumlah jamaah tarekat ini semakin membludak. Berbagai kegiatan majelis dzikir diadakan oleh para jamaah di daerah masing-masing. Sementara kegiatan puncak di komplek Al-Fitrah yang digelar tiap tahun menjelang bulan Ramadhan ini dihadiri oleh jutaan jamaah. (nam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua