Warta

Tak Perlu Bentuk PKB Gus Dur atau PKB Perjuangan

NU Online  ·  Jumat, 31 Desember 2010 | 09:39 WIB

Tegal, NU Online
Wakil Ketua PCNU Kota Tegal Khaerul Khaerul Huda berpendapat tidak setuju jika ada fihak-fihak yang ingin membentuk partai baru dengan nama PKB perjuangan atau PKB Gus Dur, PKB Indonesia atau apa saja, karena itu akan mengecilkan dan berpotensi konflik di tingkat bawah, karena mayoritas pendukung PKB adalah warga NU.<>

“Dikhawatirkan konflik antar pendukung ‘PKB saja’ dengan PKB bentukan baru, ditingkat bawah akan semakin tajam maka ini kurang baik bagi pendidikan politik warga dan konflik antar warga NU kemungkinan akan terjadi. Ini yang perlu diwaspadai oleh elit-elit PKB baik Muhaimin atau Yenny,” tegasnya di Tegal Jun’at (31/12).

Khaerul sepakat saja dengan usulan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, yang meminta PBNU untuk turun tangan menengahi konflik PKB. “Tapi kalau kedua kelompok tidak punya itikad baik dan selalu mempertahankan egonya maka percuma saja, keluar dari PBNU masih ribut lagi dan ngomong yang memancing emosi dan bicara lagi PKB legal dan illegal,” katanya.

Ia mengaku prihatin dengan konflik PKB pimpinan Muhaimin Iskandar dan Yenny yang tidak kunjung selesai bahkan cenderung memanas, mengundang keprihatinan banyak pihak terutama pimpinan dan warga NU di daerah yang dibuat bingung dengan ulah pimpinan dan elit politik PKB, padahal satu-satunya partai yang lahir dari rahim PBNU adalah PKB.

“Saya merasa prihatin dengan konflik pimpinan dan elit politik PKB yang akhir-akhir ini tidak cenderung membaik malah terkesan memanas karena mesing-masing mempertahan kan egonya. Ini berakibat kurang baik terhadap pembelajaran politik bagi warga NU karena sudah melenceng dari nilai-nilai ahlussunah wal jamaah yang katanya harus tasamuh,” kata Khaerul Huda.

Dalam pandangan Khaerul, mestinya mereka (kelompok Muhaimin dan Yenny) malu karena mengaku-aku NU, ahlussunah wal jamaah tapi tindakanya jauh dari nilai-nilai ajaran tersebut. Kalau ingin PKB besar dan memperoleh kemenangan di Pemilu mendatang mestinya harus islah

“Bukankah Mbak Yenny sudah mengatakan tidak akan meminta jabatan, terus apalagi yang harus diributkan? Kalau soal dendam masa lalu karena banyak caleg yang mungkin dicoret dan masih menyisakan kekecewaan ya itu anggap saja masa lalu atau tuntutan Yeni soal pengembalian nama Gus Dur. Itu sebenarnya tak perlu diributkan lagi wong Gus Dur tanpa PKB itu sudah besar,” tandasnya.

Khaerul berharap kedua kelompok berpikir jernih dan jangan mengedepankan ego masing-masing kalau PKB ingin besar. Tapi kalau tidak, ya silahkan teruskan saja konfliknya dan siap-siap saja untuk tidak mendapatkan simpatik dari masyarakat terutama warga NU di daerah-daerah.

“Kalau hari gini masih konflik, kapan konsolidasinya, kapan bicara pengkaderan dan pendidikan politik bagi warga. Ibaratnya partai lain sudah dekat dengan Jakarta, PKB masih di kota Tegal. Artinya kalau partai ini terus dilanda konflik maka penurunan drastis suara di pemilu mendatang adalah satu keniscayaan,” jelasnya. (tth)