Tahun Ini Diharapkan Draft RUU Kerukunan Umat Beragama Tuntas
NU Online · Jumat, 13 Januari 2012 | 06:35 WIB
Jakarta, NU Online
Kementerian Agama (Kemenag) mengambil inisiatif mengusulkan Rancangan Undang-undang (RUU) Kerukunan Umat Beragama. Kebijakan ini diambil sebagai upaya memberikan aturan tegas tentang hubungan antar umat beragama. Sekretaris Jenderal Kemenag Bahrul Hayat menerangkan, pendekatan regulasi ini sangat dibutuhkan sekali.<>
Dorongan itu pun tak hanya datang dari Kemenag saja, tapi juga dari masyarakat dan lembaga legislatif. "Makanya, kami berupaya tahun ini draft RUU Kerukunan Umat Beragama bisa tuntas agar dapat segera dibahas di DPR nanti," papar Sekjen Kemenag Bahrul Hayat usai menghadiri penandatangan Pakta Integritas dan penyerahan DIPA bagi pejabat eselon II di Setjen Kementerian Agama, di Jakarta, Rabu (11/1).
Menurutnya, persoalan kerukunan umat beragama di tahun mendatang bakal mengalami ujian berat. Aturan-aturan tentang itu sesungguhnya sudah ada. Hanya saja belum setingkat undang-undang. Tentunya, pengaturan kerukunan umat beragama melalui undang-undang ini bisa membuat mekanismenya pun lebih baik. Karena tidak perlu lagi ada perbedaan pandangan terhadap tujuan kerukunan umat beragama tersebut. Dia mengakui tidak mudah menuntaskan RUU Kerukunan Umat beragama. Butuh banyak masukan dari berbagai pihak.
Karena UU Kerukunan Umat Beragama ini diharapkan dapat langsung terimplementasikan. Ini agar dapat memiliki kepastian hukum yang kuat. Apakah tidak memunculkan kontra opini? Bahrul Hayat menyadari peluang itu sangat terbuka. Prinsipnya regulasi ini dibutuhkan sebagai suprastruktur sosial yang mengatur hubungan antar agama dalam kehidupan sehari-hari.
"Ya tidak bisa ditolak kalau ada perbedaan pendapat. Silahkan saja. Kita coba mendiskusikan secara baik-baik," tuturnya.
Rektor Universitas Islam Negeri Jakarta, Komarudin Hidayat menegaskan, persoalan agama yang terjadi di Indonesia merupakan fakta yang tak dapat dielakkan. Kekerasan agama berpeluang terus terjadi di masa datang.
Terlebih dengan berbagai perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Perbedaan agama itu seperti sebuah bagian dari fakta kehidupan. Tidak bias ditolak. "Karena itu, butuh sebuah penyadaran dari semua umat beragama," jelasnya.Â
Redaktur : Syaifullah Amin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering
2
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
3
Kontroversi MAN 1 Tegal: Keluarkan Siswi Juara Renang dari Sekolah
4
Kader PMII Dipiting saat Kunjungan Gibran di Blitar, Beda Sikap ketika Masih Jadi Wali Kota
5
Kronologi Siswi MAN 1 Tegal Dikeluarkan Pihak Sekolah
6
Pihak MAN 1 Tegal Bantah Keluarkan Siswi Berprestasi Gara-gara Baju Renang
Terkini
Lihat Semua