Tahu NU dari Gus Dur, Bukan dari IPPNU
NU Online · Ahad, 19 Desember 2010 | 01:25 WIB
“Saya tahu NU awalnya dari Gus Dur, tahu ada Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama setelah ada technical meeting acara debat bahasa inggris belum lama ini. Selain dari Gus Dur, ya dari keluarga dan televisi.”
Demikian diungkapkan Inas Saharlina, pelajar kelas sebelas dari Madrasah Alisah Negeri 13 Jakarta, saat ditemui di sela-sela acara rapat pimpinan nasional (rapimnas) Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdalatul Ulama, Sabtu (18/12).r />
Inas datang ke rapimnas IPPNU karena akan menerima hadiah lomba debat bahasa inggris. Dia dan dua temannya dari MAN 13 Jakarta meraih juara pertama lomba debat bahasa inggris pelajar putri tingkat madlasah aliyah se-Jakarta dan sekitarnya. Inas sendiri masuk sebagai best speaker, atau pembicara terbaik.
Inas mengaku beribadah dengan cara NU, shalat subuh pakai qunut, dan lain-lain. “Selain di sekolah saya belajar agama di masjid komplek, seminggu sekali. Waktu kecil sih ngaji di rumah sama ayah,” ujar Inas yang tinggal bersama orang tuanya di perumahan Griya Tugu Asri Kelapadua, Depok.
“Saya usul IPPNU lebih giat lagi mengkampanyekan organisanya ke sekolah, biar kita pada tahu,” tambah Inas yang bercita-cita jadi programmer.
Saat ditanya tentang Front Pembela Islam, Inas yang dilahirkan di Surabaya 12 September 1994 menjawab, “Ya saya tahu FPI. Tujuan FPI memerangi kemaksiatran mungkin baik ya, tapi cara-caranya salah. Mengganggu dan merusak itu tidak baik.”
Senada dengan Inas, Khairun Nisa, pelajar dari MAN 14, mengatakan juga tidak tahu tentang IPPNU. “Saya tahu NU dari alm KH Abdurahman Wahid. Tapi juga sebatas tahu saja,” begitu kata Nisa dalam pesan singkatnya.
Nisa bersama dua temannya dari MAN 14 juga memenangi lomba, juara ketiga, yang diadakan IPPNU itu. Nisa yang lahir di Depok, 25 Oktober 1994 mengaku hanya belajar sama orang tuanya. “Waktu kecil ngaji di rumah sama orang tua,” tambahnya.
“Alhamdulillah, shalat subuh di rumah pakai qunut,” ungkap Nisa yang bercita-cita kuliah di ITB jurusan arsitektur.
“Saya setuju dengan Pancasila, karena itu rumusan yang paling tepat. Semua yang ada di rakyat ada di situ,” jawab Nisa ketika ditanya tentang Pancasila. (hh)
Terpopuler
1
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
2
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
3
Obat bagi Jiwa yang Kesepian
4
Innalillahi, A'wan Syuriyah PWNU Jabar KH Awan Sanusi Wafat
5
RMINU Jakarta Komitmen Bentuk Kader Antitawuran dengan Penguatan Karakter
6
Jumlah Santri Menurun: Alarm Pudarnya Pesona Pesantren?
Terkini
Lihat Semua