Syeihk Al-Azhar Sepakat Perluas Kerjasama Pendidikan
NU Online · Sabtu, 20 Desember 2003 | 08:48 WIB
Jakarta, NU Online
Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Prof Dr Abdul Malik Fadjar dan Syeikh Agung Al-Azhar Prof Dr Mohamed Sayed Tantawi dalam pertemuan di Kairo, Mesir, Kamis (18/12), sepakat memperluas kerjasama pendidikan.
Universitas Al-Azhar senantiasa menyambut baik untuk memperluas kerjasama pendidikan dengan Indonesia. Dan kerjasama itu meningkat dari tahun ke tahun, kata Syeikh Tantawi.
<>Dalam pertemuan di Kantor Pusat Al-Azhar itu, Mendiknas didampingi Dubes RI untuk Mesir Prof Dr Bachtiar Aly, Dubes/Wakil Tetap RI pada UNESCO Prof Dr Bambang Soehendro, Kabid Politik KBRI Kairo Agil Salem Al-Attas, dan Atdikbud KBRI Kairo Dr Nur Samad Kamba sebagai penerjemah, sementara Syeikh Al-Azhar didamping Wakil
Syeikh Agung Al-Azhar Prof Dr Mohamed Embaby, Kepala Biro Umum Al-Azhar Syeikh Omar Al-Bastawisi, dan Kepala Asrama Mahasiswa Asing Al-Azhar Syeikh Abdul Monem Fouda.
Mendiknas Malik Fadjar melakukan kunjungan muhibah ke Syeikh Al-Azhar itu di sela-sela lawatan dua hari ke Mesir, berakhir Jumat (19/12) untuk menghadiri pertemuan tingkat Mendiknas Sembilan Negara Padat Penduduk tentang Pendidikan Untuk Semua (The Fifth Ministerial Revew Meeting of Nine High-Population Countries on Education for All).
Lebih lanjut, Syeikh Tantawi menjelaskan, Al-Azhar memiliki sistem pendidikan yang spesifik dan senantiasa memberi kemudahan bagi mahasiswa asing dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Selama syarat-syaratnya telah memenuhi standar pendidikan yang ditetapkan, maka tidak ada halangan bagi Al-Azhar untuk menerima mahasiswa Indonesia untuk menjalani program studi non-agama atau umum, kata Syeikh Tantawi.
Menurut Syeikh Tantawi, lembaga pendidikan Al-Azhar memiliki jenjang pendidikan dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi yang tersebar di Kairo dan berbagai provinsi Mesir.
Universitas Al-Azhar sendiri, paparnya, mempunyai 70 fakultas dari berbagai disiplin ilmu, yaitu selain fakultas-fakultas studi agama, juga beberapa fakultas umum seperti kedokteran, pertanian, perdagangan, teknik, dan fakultas ekonomi.
Dalam tahun akademik 2003/4 ini, misalnya, Universitat Al-Azhar untuk pertama kali menyamakan ijazah kedokteran dari Indonesia bagi program dokter spesialis. "Alhamdulillah, saya sudah aktif kuliah setelah Al-Azhar resmi menerima muadalah (persamaan) Ijazah kedokteran Universitas Andalas (Sumatera Barat)," kata dr. Widiawati Kurnia, yang memilih spesialis kebidanan dan kandungan di universitas Islam tertua di dunia ini.
Prof Tantawi yang juga mantan Mufti Nasional Mesir itu mengungkapkan pula bahwa jumlah total mahasiswa Indonesia untuk tahun ajaran 2003/2004 ini tercatat 3.115 orang, dan sejauh ini, (mahasiswa Indonesia) semunya memiliki akhlak dan tingkah laku yang baik di mata masyarakat.
Alhamdulillah, mahasiswa Indonesia itu memiliki akhlak mulia, dan setamat dari Al-Azhar, mereka tersebar untuk mengamalkan ilmunya, termasuk di antaranya menduduki jabatan-jabatan pemerintahan di Indonesia, kata Syeikh Tantawi sembari menunjuk penerjemah, Atdikbud Dr. Nur Samad, sebagai salah satu alumni terbaik Al-Azhar.
Bertalian dengan itu, Mendiknas Malik Fadjar menyampaikan kekhawatirannya mengenai dampak isu jaringan terorisme internasional, yang tidak menutup kemungkinan dapat menyeret kalangan mahasiswa Indonesia setempat.
Kekhawatiran Mendiknas Malik Fadjar itu tampaknya merujuk pada keterlambatan keberangkatan puluhan calon mahasiswa Indonesia program beasiswa Al-Azhar melalui Departemen Agama RI, akibattersandung prosedur keamanan Mesir yang sangat ketat pasca-aksi teroris 11 September di Amerika Serikat (AS).
Menanggapi kekhatiran Prof Malik Fadjar yang juga mantan Menteri Agama RI itu, Syeikh Tantawi menegaskan bahwa pihaknya menjamin keamanan dan keselamatan mahasiswa Indonesia di Al-Azhar.
Sebanyak 91 calon mahasiswa Indonesia program beasiswa Al-Azhar melalui Depag RI untuk tahun akademik 2003/2004, baru saja tiba di Kairo setelah terkatung-katung di Jakarta akibat terlambatnya memperoleh izin berangkat pihak keamanan Mesir.
Ketua Persatuan Pelajar-Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir, Limra Zainuddin, menjelaskan, sebanyak 41 orang calon mahasiswa program beasiswa Al-Azhar tiba di Kairo, Jumat (19/12) menyusul 40 orang lainnya tiba beberapa hari sebelumnya. Sedianya, para calon mahasiwa itu berangkat ke Mesir empat bulan silam, karena awal tahun ajaran sendiri berlangsung mulai 15 Septemb
Terpopuler
1
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
2
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua