Hasil pemilu legislatif 2009 yang ditekan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Sabtu (9/5) kemarin menunjukkan partai politik Islam atau dan berbasis massa Islam mengalami penurunan suara dibanding pileg 2004 silam.
Penurunan suara dialami oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).<>
Perolehan suara PKB pada pileg 2004 sebanyak 11.989.564 suara, namun turun menjadi 5.146.122 suara pada pileg 2009. Sedangkan, PAN menurun dari 7.303.324 suara menjadi 6.254.580 suara. PBB juga mengalami penurunan dari 2.970.487 suara menjadi 1.864.752 suara.
Suara PKS juga mengalami penurunan dari 8.325.020 suara menjadi 8.206.955 suara. Sedangkan, PPP juga turun dari 9.248.764 suara menjadi 5.533.214 suara. Bahkan, PBB tidak lolos parliamentary treshold pada pileg 2009 ini, sehingga tidak akan memiliki wakil di DPR.
Sementara partai Islam baru yakni Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) bahkan hanya memeroleh 1.527.593 suara atau 0,47 persen dan tidak lolos parliamentary treshold.
Menurut pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah, Bachtiar Effendy, Penurunan suara parpol Islam dalam pileg dipengaruhi lemahnya kepemimpinan yang ada pada parpo-parpol Islam tersebut.
“Alasan kedua, parpol Islam tidak memiliki program yang jelas,” kata Bachtiar seperti dikutip Republika, Senin (11/5). Program yang dimaksud adalah program yang bisa membedakan parpol Islam dengan parpol lainnya. Dia mengatakan, Islam yang dijadikan asas parpol tidak diterjemahkan ke dalam program yang jelas.
Ketiga, lanjut Bachtiar, parpol Islam juga rentan atas perpecahan. “Parpol Islam yang seharusnya mengembangkan ukhuwah justru tidak ada,” katanya. Dia menambahkan, masih banyak alasan yang menyebabkan penurunan suara parpol Islam, namun tiga hal pokok itulah yang paling utama.
Ketika ditanya bagaimana parpol Islam bisa memengaruhi kebijakan nasional, Bachtiar mengatakan, hal itu tergantung dari parpol Islam itu sendiri.
“Sekarang ini justru parpol Islam rame-rame mendukung Partai Demokrat,” katanya. Jika koalisi itu bisa memengaruhi kebijakan nasional maka itu merupakan hal bagus. Jika sebaliknya, koalisi menjadi sia-sia saja. (mad)
Terpopuler
1
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
2
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
3
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
4
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
5
Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
6
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
Terkini
Lihat Semua