Sejumlah survey pemilu menunjukkan perolehan suara partai-partai Islam akan menurun dalam pemilu tahun ini. Dua lembaga terakhir yang mengumumkan survey pemilu mereka menyatakan partai Islam akan kehilangan banyak suara, dibanding total 38 persen suara pada pemilu 2004.
Survey empat lembaga termasuk LP3ES misalnya, menyebut PPP akan kehilangan separoh perolehan pemilu lalu, menjadi tinggal 4,15%. Sementara PKS diprediksi juga kehilangan hampir setengah suara, menjadi hanya 4,07%<>.
Sedangkan dari survey LSI, partai Islam seperti PKB diramalkan hanya dipilih oleh 5% suara pemilih, turun lebih dari setengah jumlah suara yang didapat pemilu lalu. Sementara PAN menurut LSI juga akan kehilangan 2% suara, menjadi tinggal 4,7%.
Sejumlah partai Islam mengaku tidak terlalu khawatir dengan munculnya prediksi kurang menggembirakan ini. Sekjen PPP Irgan Chairul Mahfiz mengatakan hanya setengah percaya pada hasil survey semacam ini. "Namun ini akan menjadi otokritik terhadap partai kami."
Salah satu masalah yang dialami partai Islam dalam menarik massa adalah kegagalan dalam mengangkat isu-isu ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang menjadi permasalahan mendasar bangsa Indonesia.
"Permasalahannya, partai-partai Islam hanya membicarakan masalah-masalah agama dan moral," kata Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi dalam acara peluncuran hasil survei dan diskusi dengan tema "Mengapa Partai Islam Kalah? Mengukur Elektabilitas Partai-Partai Islam dalam Pemilu 2009" di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan, hasil survei LSI pada Februari 2009 menunjukkan jumlah pemilih partai Islam mencapai 24 persen atau jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah pemilih partai nasionalis yang mencapai 67 persen. Data tersebut diperoleh dari survei di 33 provinsi di Indonesia.
Sebulan sebelum Pemilu 2009, katanya, partai Islam secara umum mengalami kenaikan dibandingkan survei bulan Desember 2008, namun hasilnya masih di bawah jumlah pemilih partai Islam pada Pemilu 2004.
"Jumlah ini secara umum tidak atau belum mengancam partai nasionalis, terutama PDIP, Golkar dan Demokrat yang cenderung memimpin dalam sikap pemilih selama empat tahun terakhir," ujarnya.
Senada dengan itu, Indonesianis dari Australian National University (ANU) Dr Greg Fealy mengatakan, kemungkinan kekalahan partai Islam dalam merebut suara masyarakat karena sebagian besar mereka tidak menjawab tantangan masa depan.
Muchtadi menambahkan, pemilih muslim kini lebih rasional dalam menentukan pilihan di Pemilu 2009 dan dinilai cenderung memilih kompetensi bukan identitas untuk menjadi dasar memilih partai.
Ia menambahkan, pemilih muslim kini menilai kompetensi dapat dinilai dari sebuah partai lewat program-programnya untuk kesejahteraan masyarakat.
Dalam hal ini, lanjutnya, partai nasionalis utama yakni PDIP, Golkar dan Demokrat dinilai oleh pemilih muslim lebih aktif dalam merespon isu-isu kesejahateraan. (ant/bbc/mad)
Terpopuler
1
Menyelesaikan Polemik Nasab Ba'alawi di Indonesia
2
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
3
Rekening Bank Tak Aktif 3 Bulan Terancam Diblokir, PPATK Klaim untuk Lindungi Masyarakat
4
Hadapi Tantangan Global, KH Said Aqil Siroj Tegaskan Khazanah Pesantren Perlu Diaktualisasikan dengan Baik
5
Israel Tarik Kapal Bantuan Handala Menuju Gaza ke Pelabuhan Ashdod
6
Advokat: PT Garuda dan Pertamina adalah Contoh Buruk Jika Wamen Boleh Rangkap Jabatan
Terkini
Lihat Semua