Persoalan yang muncul secara beruntun berupa konflik horisontal menyusul insiden penyerangan oleh Front Pembela Islam di Monas, Ahad (1/6), lebih baik diselesaikan dengan jalan dialog.
Menurut Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tegal KH Chambali Utsman, kekerasan tidak tidak perlu dibalas dengan kekerasan. “Api dengan api, akan semakin besar,” ungkapnya kepada NU Online di kantor PCNU Slawi, Sabtu (7/6).<>
Kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah. ”Ini bukan peperangan. Kita lebih mementingkan integritas nasional,” ungkapnya.
Semua persoalan perlu diselesaikan dengan tradis tabayun, klarifikasi dan proses pendalaman masalah. “Kita harus menganalisis akar permasalahan yang sesungguhnya, jangan gebyah uyah,” tukasnya.
Kalaupun ada tindak pidana, misalnya, lanjut KH Chambali, ada lembaga tersendiri yang menangani.
Sementara ini kasus insiden monas telah melibatkan waga NU (Nahdliyiin). Kiai Chambali mengimbau warga Nahdliyin untuk menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru.
Senada dengan Kyai Chambali, Wakil Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Kabupaten Tegal A Fatkhudin Emha mengharap agar Nahdliyin untuk menunjukan jiwa besarnya.
“Saya memahami, kemasgulan umat Islam atas ulah FPI, termasuk Nahdliyin. Namun sebagai ormas terbesar, warga NU jangan sampai bersikap over reaktif dan marah-marah,” tandasnya. (was)
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
3
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
4
Waketum PBNU Jelaskan Keistimewaan Belajar di Pesantren dengan Sanad
5
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Hikmah Hijrah Nabi Muhammad kanggo Generasi Milenial lan Z
6
Khutbah Jumat: Menyadari Hakikat Harta dan Mengelolanya dengan Baik
Terkini
Lihat Semua