Warta

SMS Kematian Gus Dur Akibat Dibunuh Bernuansa Politis

NU Online  ·  Selasa, 5 Januari 2010 | 05:27 WIB

Jombang, NU Online
Pengasuh ponpes Tebuireng, Jombang KH Salahudin Wahid alias Gus Solah menilai SMS (Short Masage Service) yang beredar tentang kematian Gus Dur tidak wajar alias dibunuh lebih bernuansa politis.

Dalam arti, meninggalnya KH Abdurrahman Wahid ditunggangi oleh seseorang untuk menjungkalkan kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab, dalam SMS tersebut dijelaskan bahwasannya Gus Dur dibunuh setelah mendapat kunjungan dari presiden SBY. Yakni, selang oksigen yang menancap di tubuh mantan Ketua PBNU ini dicopot paksa.<>

Gus Solah dan keluarga tidak mempercayai SMS gelap tersebut. Alasannya, kedatangan presiden SBY ke RSCM adalah untuk menjenguk Gus Dur yang sedang terbaring sakit. Hal itu dilakukan oleh SBY karena Gus Dur adalah mantan presiden.

"Jadi sebagai bentuk rasa tanggung jawab presiden terhadap mantan presiden. Jadi tidak benar jika kakak saya meninggal karena dibunuh," kata Gus Solah sembari menunjukkan isi SMS yang dimaksud, Senin (4/1/2010) seperti dilansir beritajatim.com.

Mantan aktivis Komnas HAM ini menambahkan, saat Gus Dur menghembuskan nafas terakhirnya juga ditunggui oleh keluarga.

"Jadi sekali saya tegaskan bahwasannya isi SMS tersebut tidak benar. Ini dilakukan oleh seseorang yang ingin mengail di air keruh," kata Gus Solah sembari meminta pihak kepolisian segera menyelidiki oknum yang mengirim SMS tersebut.

Yang menerima SMS itu bukan hanya Gus Solah, namun juga kerabat lainnya semisal Yenny Wahid dan Dohir Farisi, suaminya. Berikut isi SMS yang diterima Gus Solah dari nomor HP +6281398119762 pada 2 Januari 2010 pukul 19.56. "SBY Panik. Gus Dur DIBUNUH! 30/12 Pk 18.05 WIB. Selang oksigen gus dur dicabut paksa! pembunuhan terkait pertemuan gusdur tgl 4 des di jl denpasar c3 membahas century dan adelin lies. TUNTUT POLISI USUT! (SEBARKAN)." (mad)