Warta

Slamet Effendi: Bagi Warga NU, NKRI Harga Mati

NU Online  ·  Selasa, 7 September 2010 | 01:09 WIB

Melbourne, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) tetap berkomitmen untuk mendukung bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahkan lebih dari itu, bagi warga NU NKRI adalah harga mati. Demikian disampaikan Ketua PBNU H Slamet Effendi Yusuf di depan puluhan umat Islam Indonesia yang tinggal di Melbourne-Australia, Sabtu (4/9) lalu.

“Oleh karena itu, bagi NU tidak adalah istilah tawar menawar untuk merubah NKRI. Ini adalah harga mati, tidak ada bonus dan tidak ada diskon,” ujar mantan ketua umum GP Ansor ini.<>

Dalam sistim politik di Indonesia yang semakin terbuka sejak jatuhnya Soeharto, mau tidak mau akan memunculkan aliran Islam yang bermacam-macam. Bahkan banyak diantaranya yang menginginkan kembali cita-cita DI/TII untuk merubah NKRI menjadi Negara yang berazaskan syariat Islam.

Menghadapi masalah ini, NU meminta warganya untuk bersikap toleran. “Untuk mengimplementasikan syariat Islam di Indonesia, tidak perlu harus dengan membangun negara Islam. Yang penting adalah negara mau dan mampu melindungi warga negaranya, teruma ummat Islam untuk bebas beribadah dan menjalankan syariat Islam,” imbuhnya.

Diskusi yang  mengambil tema Quo Vadis NU: antara Traditionalisme dan Liberalisme serta  Relavansinya terhadap Solusi Problematika Umat ini digelar oleh Pengurus Cabang Istimewa NU Australia dan New Zealand bekerjasama dengan Komunitas Mahasiswa Muslim Monash University (MIIS). Hadir dalam kesempatan itu sejumlah mahasiwa Indonesia yang sedang belajar di Australia, serta masyarakat Indonesia yang sudah menetap di Australia.

Selain diskusi publik, dalam lawatannya ke Melbourne tahun ini, H Slamet Effendi Yusuf juga menjumpai warga NU dan menjadimpembicara dalam kelompok-kelompok pengajian di Melbourne dan sekitarnya.

Wakil Ketua PCINU Australia New Zealand, Honest Dody Molasy mengaku bahwa kehadiran kiai-kiai NU sangat ditunggu-tunggu warga muslim di negeri kangguru ini. Oleh karena itu, dia sangat berharap agar program safari ramadhan PBNU ini bisa dilanjutkan di tahun-tahun mendatang.

“Di sini (Australia, red) kami sangat kekurangan ulama dan kyai. Oleh karena itu, kehadiran kyai-kyai NU setiap tahunnya sangat dinanti-nantikan warga Indonesia di Australia,” ujarnya.

Selain ke Melbourne, menurut H Slamet Effendi Yusuf juga menjumpai warga Islam Indonesia di Negara Bagian Queensland, New South Wales, Canberra, South Australia dan Western Australia. Ia juga dijadwalkan memimpin Shalat Idul Fitri yang diselanggarakan oleh KBRI Australia bersama warga Indonesia di Canberra, Jumat mendatang. (nes)