Warta

Singapura Ngotot Menolak Perjanjian Ekstradisi

NU Online  ·  Selasa, 15 Februari 2005 | 23:35 WIB

Jakarta, NU Online
Pertemuan bilateral yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong di Istana Presiden Singapura, Selasa (15/2), batal menyepakati perjanjian ekstradisi yang sudah dijajaki antara Indonesia dan Singapura setahun terakhir. Sinyal penolakan Singapura itu sebenarnya sudah dapat dibaca dalam pernyataan beberapa hari sebelum pertemuannya dengan SBY dimulai, Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong mengatakan, bahwa perjanjian ekstradisi tidak akan menjamin korupsi yang sudah merata di Indonesia itu bisa dihentikan. 

Seperti dilaporkan langsung dari Singapura, tanda-tanda tidak tercapainya kesepakatan perjanjian ekstradisi sudah terlihat ketika meja yang disiapkan untuk penandatanganan kesepakatan ditarik dari ruangan jumpa pers tanpa alasan jelas.

<>

Dalam jumpa pers, PM Lee Hsien Loong mengatakan, akan lebih baik jika tidak memperkirakan kapan perjanjian ekstradisi itu akan ditandatangani. Lee menjelaskan kesulitan untuk menerapkan serta cakupan perjanjian ekstradisi tersebut.

Perjanjian ekstradisi adalah upaya membangun hubungan bilateral antara Indonesia dan Singapura yang selama ini mendapat ganjalan dalam penanganan berbagai persoalan hukum yang melibatkan warga negara Indonesia dan warga negara asing. Salah satu kasus yang pernah menjadi ganjalan bagi Indonesia untuk menanganinya, yaitu kasus pembobolan Bank BNI dengan surat kredit (L/C) yang melibatkan tersangka Maria Pauliene Lumowa yang melarikan diri ke Singapura.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membantah tidak ada kemajuan dalam mengupayakan terwujudnya perjanjian ekstradisi. Menurut kepala negara, kemajuan yang sudah dicapai adalah telah dilakukannya pertemuan teknis sejak bulan Januari lalu. "Insya Allah dilanjutkan Maret, April dan selanjutnya. Jadi tidak benar tidak ada kemajuan," kata presiden.

Usai pertemuan, Presiden Susilo langsung menuju tempat penginapan di Hotel Raffles. Di tempat ini, sore kemarin, presiden menerima Menteri Senior Singapura Goh Tjok Tong dan Lee Kuan Yew. Presiden juga akan menerima kunjungan kehormatan mantan Menlu Amerika Serikat (AS) Henry Kissinger.

Kegiatan kenegaraan Presiden Susilo kemarin ditutup dengan menghadiri jamuan makan malam yang diberikan Presiden Nathan. Hari ini, (Rabu, 16/2), Presiden dijadwalkan memberikan kuliah umum kepada Singapore Lecture Forum pada pukul 09.15 waktu Singapura di Swissotel, setelah pada pagi harinya melakukan pertemuan dengan pengusaha Singapura. Presiden dan rombongan dijadwalkan kembali ke Indonesia Rabu, siang nanti.(kps/Dul)