Warta

Sikap PBNU Tak Berubah

NU Online  ·  Sabtu, 25 Oktober 2003 | 05:46 WIB

Jakarta, NU.Online
Rais Aam PBNU, DR KH MA Sahal Mahfudz mengatakan, bahwa PBNU tidak akan terpengaruh dengan berbagai macam manuver dan pertemuan-pertemuan, baik yang dilakukan individu maupun kelompok, berkaitan dengan aspirasi politik warga nahdliyin. Ini lantaran, PBNU tidak akan berpaling dari keputusan Muktamar NU di Lirboyo. “Jadi, keputusan muktamar itulah yang dipegang teguh PBNU. Keputusan itu tidak perlu ditambah, juga tidak perlu dikurangi,” tegas KH Sahal kepada NU.Online

Seperti diketahui, muktamar NU ke-30 di Lirboyo, Kediri, dalam taushiyah politiknya sudah menegaskan, bahwa: PBNU menganjurkan kepada warga NU untuk menggunakan hak politiknya secara bebas, kritis dan rasional sesuai kultur dan aspirasi politiknya, dengan tetap memegang prinsip khittah 1926 dan 9 pedoman berpolitik warga NU, yang diputuskan oleh muktamar NU ke 28 di Jogjakarta, serta mempertimbangkan hubungan historis antara NU dan partai politik yang berdirinya difasilitasi oleh PBNU. “Ini harus dipegang teguh oleh PBNU,” tambah Kiai Sahal.

<>

Sejak berdirinya (31 Januari 1926) NU telah memosisikan sebagai organisasi keagamaan yang berkonsentrasi dalam perjuangan di bidang pendidikan, dakwah dan nilai-nilai kultural. Inti perjuangan ini mestinya terus menjadi pegangan dan kata kunci bagi warga NU dalam menjalankan aktivitas.

Komitmen NU yang berkonsentrasi di bidang moral, kultural dan ekonomi adalah demi menjaga moralitas berbangsa serta memberdayakan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Dengan jalan ini pada saatnya NU diharapkan memiliki peran signifikan menyelamatkan moralitas anak bangsa dan membangun kekuatan ekonomi masyarakat secara keseluruhan.

Berdasarkan konsentrasi perjuangan itu menjadi sangat jelas, Jamiyyah NU secara kelembagaan (institusional) tidak memiliki kaitan atau ikatan komitmen dengan partai politik mana pun. Hal ini wajib "ditegaskankan" kembali agar khitah perjuangan tidak mudah dinodai dan diselewengkan para politisi demi memenuhi ambisi dirinya, jelas Mbah Sahal

Ketika ditanya perihal penyeragaman asipirasi politik — untuk menentukan seorang calon presiden dan wakil presiden – sebagaimana tertera dalam taushiyah kaukus ulama dan pengasuh pondok pesantren NU — pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda Kajen, Pati Jawa Tengah ini, menjawab secara diplomatis, kalau benar seperti itu, justru tidak demokratis.

Sementara itu, menanggapi adanya sejumlah pertemuan yang diselenggarakan dengan mengkait-kaitkan NU, secara tegas Kiai Sahal menyatakan, bahwa itu hanyalah upaya mengkait-kaitkan dan tidak ada hubungannya dengan PBNU. “Jadi warga NU tidak perlu bingung,” tegasnya. (Cih)***