Warta NU SUDAN

Siap Berdakwah, Siap Berbeda

NU Online  ·  Rabu, 29 Agustus 2007 | 17:49 WIB

Khortoum, NU Online
Ahad (26/8) petang kemarin, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sudan kembali mendapat kehormatan dari Kementerian Bimbingan dan Wakaf untuk menghadiri acara pertemuan kedua Majelis Tinggi Da'wah Islam di Aula Syahid Zubair bersama beberapa kelompok yang berbeda di Sudan.

Majelis Tinggi Da'wah Islam adalah sebuah majlis di bawah kementerian Bimbingan dan Wakaf yang mengkoordinir kegiatan da'wah Islam di Sudan. Majelis ini menjadi wadah bagi semua organisasi, lembaga, maupun institusi yang mempunyai konsentrasi di bidang da'wah Islam.

<>

Hadir pada acara tersebut Presiden Sudan Jenderal Hasan Umar Bashir, menteri Bimbingan dan Wakaf , ketua Majlis Tinggi dan anggotanya, ulama-ulama terkemuka Sudan dan da'i dari berbagai kelompok dan aliran Islam yang ada di Sudan. Dari NU Cabang Istimewa Sudan sendiri, hadir semua pengurus baru, baik dari jajaran Syuriah maupun Tanfidziyah.

Acara di mulai pada pukul 05.00 sore waktu setempat dan dibuka oleh menteri Bimbingan dan Wakaf DR. Azhari Tijani, kemudian dilanjutkan dengan acara penjelasan program-program yang telah dilaksanakan oleh Majlis Tinggi Da'wah Islam serta rencana-rencana yang akan dilakukannya ke depan, dan dilanjutkan dialog terbuka dengan seluruh hadirin mengenai segala hal yang menyangkut perkembangan da'wah Islam di Sudan.

Acara dialog ini terasa menarik karena orang-orang yang mendapatkan kesempatan untuk berbicara adalah orang-orang yang berlatar belakang aliran dan kelompok yang berbeda, sehingga apa yang mereka sampaikan terkait dengan da'wah Islam dari sisi pengertian dan caranyapun nampak berbeda. Dan inilah tugas pokok Majlis Tinggi Da'wah Islam untuk bisa merangkum semua sudut pandang yang berbeda itu kemudian mensinergikannya supaya aktifitas da'wah Islam di Sudan bisa berjalan dan berkembang dengan baik.

Acara ini ditutup dengan pidato presiden Sudan Jenderal Hasan Umar Bashir, yang antara lain menyinggung pentingnya  memperbarui niat dan semangat untuk melanjutkan gerakan da'wah Islam di Sudan. Presiden juga mengatakan bahwa Islam  di Sudan saat ini banyak mengalami tantangan-tantangan untuk bisa merespon dan menyikapi situasi yang ada.

Setelah ditanda tanganinya perjanjian damai antara pemerintah dan pihak selatan maka batas yang selama ini menghalangi akses antara utara dan selatan terbuka lebar. Hal itu menuntut persiapan dan strategi yang baik untuk bisa mensukseskan gerakan da'wah Islam yang dilakukan.

Presiden juga menghimbau kepada gerakan-gerakan da'wah Islam yang ada di Sudan untuk lebih hati-hati terhadap kepentingan-kepentingan dari luar Sudan baik yang berupa politik maupun ideologi yang ingin menjadikan Sudan sebagai sasaran dan target mereka, sehingga stabilitas yang ada di Sudan selama ini menjadi terganggu.

Acara berlangsung sampai pukul 09.00 malam, dilnjutkan dengan jamuan makan malam bersama seluruh hadirin yang ada. Pengurus Cabang Istimewa NU Sudan mendapat kesempatan untuk bertemu dan beramah-tamah dengan Menteri Bimbingan dan Wakaf dan memperkenalkan kepengurusan yang baru.(nus/nam)