Jakarta, NU Online
Puluhan ribu orang memadati Gelora Bung Karno, Jakarta, tadi siang. Mereka adalah warga nahdliyin yang sedang memperingati hari kelahiran Nahdlatul Ulama ke-85.
Massa datang dari berbagai daerah di Jawa maupun luar Jawa. Sebagian sudah datang di GBK sejak pagi setelah subuh. Ratusan bus maupun mobil pribadi memenuhi tempat-tempat parkir di seputar stadion.
<>
Acara yang diisi apel Banser nasional dalam rangka harlah ke-77 Ansor itu benar-benar menjadi unjuk kekuatan NU di Jakarta. Selain puluhan ribu Banser dengan kostum bermacam-macam sesuai fungsinya, ribuan anak-anak muda IPNU dan IPPNU juga hadir dengan seragam khas mereka, abu-abu, serta sebagian berkostum Corps Brigade Pelajar.
Di lapangan dalam stadion, juga berbaris ribuan pesilat tua maupun muda, hingga anak-anak yang berseragam Ikatan Pencak Silat NU Pagar Nusa. Dalam defile, pasukan silat ini memperagakan jurus Wiraloka dan pertarungan tanding di depan tribun VIP.
Kedatangan massa berjumlah sangat besar itu dimanfaatkan para pedagang. Mereka menggelar dagangannya di dekat tempat acara. Bahkan banyak yang mengasong makanan atau minuman ke dalam stadion.
Beberapa unit lembaga NU maupun warga NU juga menjajakan dagangannya. Majalah Risalah NU misalnya, tim kecil terdiri awak redaksi dan marketing, menjual majalah kecil tersebut dengan harga murah meriah.
Tiga buah majalah edisi lama dijual Rp 10 ribu. Disediakan pula aneka souvenir berlogo Risalah NU maupun berlogo Harlah NU. Ada kaos, payung dan topi.
Haris Martadi, staf redaksi Risalah NU yang memimpin tim itu, mengajak serta istrinya untuk membantu melayani pembeli. Rekannya bagian marketing, Fajaryanto asal Pemalang, juga “memberdayakan” istrinya untuk membantu.
Tak jauh dari mereka, penjual jas berlogo NU juga laris-manis diserbu pembeli. Penjual gantungan kunci berlogo Harlah ke-85 NU juga dirubung pembeli. Ramai pula stand Telkom Flexi yang menjual ponsel brenama Flexi Aswaja.
Perusahaan yang menyeponsori acara Harlah di GBK itu bahkan membuka stand di banyak tempat di seputar stadion. Sementara di dalam stadion, petugas Flexi menerbangkan balon udara promosi dengan mesin yang dikendalikan dengan remote controller.
Tentu saja, yang paling ramai dan terlihat kewalahan adalah para penjual makanan. Maklum, sebagian besar rombongan tidak membawa bekal makan siang. Sehingga mereka menyerbu seluruh penjual makanan yang ada di situ.
Rejeki buat para pedagang ketoprak, siomay dan nasi padang yang terlihat dominan diantara penjaja makanan. Meskipun menu lain seperti mie ayam dan bakso juga laris. Bahkan ada yang ludes sebelum acara selesai.
Hiburan Sempurna
Panitia rupanya ingin benar-benar menyuguhkan pertunjukan yang sempurna. Begitu hadirin telah memasuki stadion, hiburan musik langsung menyambut warga NU yang lelah habis perjalanan jauh.
Show yang dipimpin Zastrow al Ngatawi ini menampilkan berbagai aliran musik dan didukung dua biduanita. Ki Ageng Ganjur, grup musik bergenre pesantren, tampil pertama menyapa para hadirin.
Lalu grup marawis dengan tarian tarekat Jalaluddin Rumi, diiringi sholawat Nabi. Dilanjutkan dentang lagu melayu yang dibawakan sang biduanita.
Hiburan dengan suara yang membahana itu membuat puluhan Banser tak betah menahan diri di pinggir lapangan. Mereka yang bersiap defile itu berlarian mendekat ke depan panggung untuk menyaksikan penampilan para penyanyi dari dekat.
Tak ketinggalan anak-anak muda IPNU, Pagar Nusa maupun yang tak berseragam. Ikut berjubel di depan panggung. Sebagian mereka berjoget dan melambai-lambaikan tangan maupun kain ke arah penampil.
Saking asyiknya menikmati hiburan, anggota Banser yang menjaga panggung pun ikut melebur penonton saat tembang sholawat dilantunkan dengan iringan musik gambus. Mereka baru bubar setelah dikomando tim Banser panitia agar kembali ke barisan karena acara akan segera dimulai.
Mereka tak kecewa, sebab begitu kembali ke pinggir lapangan, melintas helikopter yang menerbangkan kain panjang bertulisan 85 Tahun NU Mengabdi Bangsa. Sontak seluruh hadirin bertepuk tangan dan melambai-lambaikan tangan ke helikopter yang berputar-putar di atas stadion itu.
Sorak-sorai terus membahana ketika barisan Pagar Nusa melakukan pemanasan dengan memeragakan jurus dasar pencak silat. Dua regu berseragam hitam-hitam khas pencak silat IPSI, dua regu lain ditambah sarung dan ikat kepala kain khas pencak silat melayu. Porsinya pun seimbang, antara pesilat pria dan wanita. Sebagian besar adalah pesilat yunior yang usianya tergolong anak-anak dan remaja.
Kirab penuh Khidmat
Kirab pasukan atau defile tampil penuh khidmat. Pawai kolosal ini terdiri lima kontingen. Di barisan depan, drum band yunior yang dibawakan pelajar NU. Di belakangnya, Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dalam enam grup. Pertama Banser Kepanduan, Banser, lalu Densus 99 Anti Radikalisasi. Berikutnya, Banser Siaga Bencana, disusul Banser Pengamanan, terus Banser Pengatur Lalu Lintas. Terakhir, Drum Band Banser yang sangat memukau hadirin, karena dentuman tabuhannya dan atraksi dua majoretnya sangat indah.
Di belakangnya, tiga grup Ikatan Pencak Silat NU Pagar Nusa. Lalu grup Barongsai, berikut barisan pengantin berbaju adat nusantara.
Selama peserta kirab berjalan mengelilingi lapangan, tiga ribu penari (?) memanjakan mata pengunjung dengan formasi payung membentuk bendera merah putih yang apik.
Pulang Duluan
Ada yang patut disayangkan dari perhelatan kemarin. Banyak kursi tribun stadion ditinggalkan hadirin. Mereka umumnya keluar untuk makan dan sholat dhuhur, namun tidak kembali ke tempat. Matahari yang bersinar terik dan membuat gerah ruangan, menambah cepat hadirin meninggalkan kursi stadion. Akibatnya, stadion yang sebelumnya penuh, terlihat kosong di beberapa sektor. Terutama di sektor timur.
Yang masih bertahan hingga akhir adalah peserta di sektor barat yang berada di sekitar tribun VIP. Sayang, meski punya sound sistem menggelegar, panitia tidak menghimbau mereka yang telah keluar agar kembali masuk. Dan anggota Banser yang berjaga di luar juga tak diperintahkan untuk mengajak masuk mereka.
Rata-rata mengaku kelelahan dan kelaparan karena sejak pagi sudah datang di stadion. Soleh misalnya, anggota rombongan asal Pati mengaku, orang-orang berusia tua meminta pulang karena sudah capek berada di GBK.
Andai bisa membawa bekal makan siang, pastilah anggota rombongannya tak perlu keluar untuk makan. Namun hal itu tidak mungkin sebab keberangkatan dari Pati pada malam hari. Ada nasi kotak, sudah dimakan untuk sarapan pagi.
“Kami berangkat dari Pati malam ba’da isya. Sampai Jakarta jam 7 pagi. Makanya usai dhuhur tadi, orang-orang keluar untuk cari makan. Karena kecapekan, mereka minta pulang,” tutr Saleh dengan nada menyesal.
Memang, banyak terlihat orang yang leyeh-leyeh di beberapa tempat di luar stadion. Ada yang di taman, di bawah pohon rindang, di masjid maupun di tempat parkir kendaraan. Tapi kemudian mereka naik bus dan minta pulang.
Terlihat, rombongan dari pelbagai daerah-daerah pulang duluan. Mereka tak sempat mendengar pidato Ketua UMUM PBNU maupun sambutan presiden SBY. Tak pula sempat mengamini doa yang dipimpin KH Mustofa Bisri.
Sebagian hadirin di sektor 3,4, dan 5 yang ada di sebelah kiri tribun VIP, juga keluar dari stadion ketika acara sambutan-sambutan sedang berlangsung. Umumnya karena perlu sholat dan makan siang.
Bahkan, NU Online memergoki rombongan ibu-ibu Muslimat yang pulang pada pukul 11.00. Rombongan Muslimat asal Tanjung Priok berjumlah seribuan orang, tak bersedia ikut acara Harlah karena banyak diantara anggotanya ngotot minta pulang. Alasannya kecapekan.
Uniknya, untuk memanggil para anggotanya, pemimpin rombongan mengibar-kibarkan bendera PKB dengan tongkat bambu. Tak ada panitia atau petugas Banser yang mencegah mereka pulang.
Ketika NU Online bertanya kepada pemimpin rombongan, dikatakan, ibu-ibu anggotanya banyak yang tak kuat menunggu hingga siang. Sebab banyak yang sepuh dan kelelahan berjalan-jalan di sekitar stadion.
“Kami sudah datang dari pagi. Ibu-ibu yang sudah tua minta pulang. Kelelahan,” kata Rosidah, salah satu ketua rombongan yang membawa bendera PKB. (Ichwan)
Minta Maaf
Atas kosongnya sebagian kursi di stadion, Ketua Panitia Harlah Ke-85 NU As’ad Said Ali berkali-kali meminta maaf kepada presiden SBY ketika ia menyampaikan sambutan.
Sebab, ketika presiden SBY datang pukul 13.05, stadion memang terlihat sepi, kecuali di kiri dan kanan tribun VIP. Itu karena di bagian tersebut tidak terkena pancaran langsung sinar matahari.
“Mohon maaf bapak presiden. Banyak hadirin yang membawa anak kecil. Mungkin sedang sholat dana makan siang, serta suasana gerah, sehingga banyak yang keluar,” tutur As’ad.
Salami Sinta Nuriyah
Saat presiden SBY datang, dia tak mengikuti arahan protokol. Mestinya duduk di kursi tengah deretan VVIP, untuk didampingi para tokoh penting lainnya, SBY justru menghampiri Nyai Sinta Nuriyah, istri almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid yang duduk di blok sebelah kursi VVIP.
Dua putri almarhum Gus Dur, Yenni dan Anita turut menyalami SBY dan Ani Yudhoyono usai presiden dan ibu negara membungkuk hormat pada Sinta yang duduk di kursi roda.
Setelah puas mengucapkan selamat Harlah NU kepada keluarga Gus Dur dan saling menanyakan kabar, barulah presiden dan istrinya duduk di kursi yang telah disediakan.
SBY didampingi Menteri Agama Suryadharma Ali, dan Gubernur DKI Fauzi bowo beserta istri-masing-masing. Di sebelahnya, Rais Am Syuriyah PBNU KH MA Sahal Mahfudz dan Ketua Umum PBNU Prof Dr KH Said Agil Siradj.
Pejabat penting yang hadir adalah Menteri Pendidikan M Nuh, Menakertrans Muhaimin Iskandar, dan ketua MK Mahfud MD. Beberapa duta besar negara sahabat juga turut hadir. Serta para pemimpin organisasi tarekat dunia yang sedang mengikuti al-Multaqo al-Shufi al-Alamy (Konferensi Sufi Internasional) yang diadakan PBNU, ikut hadir di GBK.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Ichwan
Terpopuler
1
Isi Akhir dan Awal Tahun Baru Hijriah dengan Baca Doa Ini
2
Istikmal, LF PBNU Umumkan Tahun Baru 1447 Hijriah Jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025
3
Data Awal Muharram 1447 H, Hilal Masih di Bawah Ufuk
4
Trump Meradang Usai Israel-Iran Tak Gubris Seruan Gencatan Senjata
5
Pengumuman Hasil Seleksi Wawancara Beasiswa PBNU ke Maroko 2025, Cek di Sini
6
Menlu Iran ke Rusia, Putin Dukung Upaya Diplomasi
Terkini
Lihat Semua