Warta OBITUARI

Selamat Jalan Sang Pemberani

Ahad, 11 Maret 2012 | 02:11 WIB

Situbondo, NU Online
Langit Situbondo bergelayut awan duka. Pasalnya, kabupaten di ujung timur laut Jawa Timur itu kehilangan putra terbaiknya, KHR Fawaid As’ad Syamsul Arifin. Lelaki bertubuh subur itu dipanggil Allah pukul 12.15 WIB (9/3) di Graha Amerta RS. Dr. Sutomo Surabaya.

Sebelum wafat, pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Asembagus, Situbondo itu sempat dirawat di RSU Abdoer Rahim, Situbondo, beberapa hari lamanya. Karena penyakit diabetes yang diidapnya tidak kunjung sembuh, ia lalu dirujuk ke Surabaya, namun di situ nyawanya tak tertolong justru karena serangan jantung.
<>
Medio Pebruari, Kiai Fawaid mendadak di rawat di RSU Abdoer Rahim, karena mengalami gangguan di bagian perutnya. Oleh keluarganya, Kiai Fawaid disarankan dirawat di rumah sakit di Surabaya, namun tidak berkenan. Konon, ia tidak mau dirawat di luar Situbondo. “Beliau tidak mau dirawat di Surabaya dan tetap minta di rawat di sini (Situbondo, Red),” ujar  salah satu orang terdekatnya.

Setelah dirawat beberapa hari, kondisi Kiai Fawaid dikabarkan sempat membaik dan siuman. Namun, tak berselang lama, kondisi tubuhnya kembali droup, hingga akhirnya Kiai Fawaid dilarikan ke Rumah Sakit Husada Utama Surabaya.

“Mohon doanya, semoga arwah almaghfirullah Kiai Fawaid, diterima amal ibadahnya selama hidupnya. Yang terpenting lagi, mari kita berdoa bersama semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran oleh-Nya,” pinta Edi Wahyudi, salah satu alumni pesantren asuhan Kiai Fawaid.

Sementara itu, kabar duka meninggalnya Kiai Fawaid, mengundang ribuan pelayat untuk berbela sungkawa. Mereka tidak hanya datang dari Situbondo, tapi juga banyak yang berasal dari daerah lain.Para alumni Pesantren kesohor yang bertebaran di wilayah karesidenan Besuki,  bahkan ikut menyambut arwah Kiai Fawaid sejak dari perjalanan Rumah Sakit Surabaya.

Dari catatan NU Online, Pesantren asuhan Kiai Fawaid menjadi salah satu jujugan tokoh nasional. Hal itu berlangsung sejak ayahnya (Kiai As’ad Syamsul Arifin) yang merupakan tokoh NU nasional, masih hidup. Mulai dari Presiden Soeharto hingga Abdurahman Wahid, pernah menginjakkan kaki di Pesantren Salafiyah Syafi’iyah.

Kendati Kiai Fawa’id sekian kali berganti partai politik, namun tak mengurangi minat masyarakat untuk memondokkan  anaknya di Pesantren tersebut. Sebagai tokoh NU, Ia sangat disegani dan berpengaruh, khususnya di daerah tapal kuda. Sampai ajal menjelang, ia masih menjabat sebagai Ketua DPC PPP Situbondo. ia juga akrab dengan sejumlah tokoh nasional, dan juga bersahabat dengan Rhoma Irama.

Kiai Fawaid juga dikenal pemberani dan tegas. Ia akan menerjang siapapun yang dinilai merugikan umat. Ia bahkan pernah mensponsori aksi massa besar-besaran (hingga menutup jalan utama Situbondo) selama dua hari) menuntut penindakan tegas aparat terhadap Bupati Situbodo, Ismunarso, yang diduga terseret kasus korupsi.

Suasana Pesantren Salafiyah Syafiiyah, sungguh berduka. Halaman Pesantren dipenuhi ribuan pentakziah.  Sejumlah kiai kharismatik dari berbagai penjuru daerah di Jatim terus berdatangan. Sementara jalan raya menuju pesantren, juga padat merayap dipenuhi warga yang hendak mengiringi kepergian jasad kiai ke tempat peristirahatan terakhir. Oh, selamat jalan sang pemberani.



Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Aryudi A Razaq