Madnani (36), Sekretaris Pengurus Cabang Nahdhlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lebak, dibunuh orang tidak dikenal, Senin (10/1) sekitar pukul 01.30. Korban menderita beberapa luka bacokan dan tusukan senjata tajam. Dia meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Misi di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten.
Selain sebagai sekretaris PCNU Lebak, Madnani juga menjabat Kepala Sekolah Madrasah Aliyah (MA) Fathurrobbaaniy. Saat musibah Madnani ada di rumahnya, di belakang kantor Madrasah Aliyah Fathurrobbaaniy, Kampung Sawah Salam, Kelurahan Cijoro Pasir, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten.<>
Di rumah itu, Madnani tinggal bersama anak laki-laki sulungnya, Wildan (10). Istri Madnani, Mimin, bertugas di MA Negeri Bayah di Lebak selatan. Dua anak perempuan mereka, Milda dan Eneng yang masih balita, tinggal bersama neneknya.
Nurul Fajri, guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di MA Fathurrobbaaniy mengatakan, pukul 01.30 terdengar seruan minta tolong Wildan di rumah Madnani. Santri yang sedang ronda dan shalat malam bergegas ke rumah Madnani.
Mereka mendapati Madnani bersimbah darah karena luka-luka di tubuhnya. Para santri di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) Fathurrobbaany membawa Madnani ke Rumah Sakit Misi di Jalan Multatuli, Rangkasbitung.
”Di tengah perjalanan, Madnani meninggal,” kata Nurul Fajri yang juga Ketua Ikatan Pelajar Nahdhlatul Ulama Lebak itu.
Nurul mengatakan, anak sulung Madnani melihat pelaku bertopeng dan berpakaian hitam. ”Malam itu pintu kamar Wildan terbuka,” katanya.
Menurut Nurul, para santri berusaha mengejar pelaku yang diduga lari ke arah hutan di belakang kompleks ponpes.
Kepala Kepolisian Resor Lebak Ajun Komisaris Besar Widoni Fedri mengatakan, polisi masih menyelidiki kasus pembunuhan Madnani.
Menurut Widoni, di tubuh Madnani ada beberapa luka bacokan dan tusukan senjata tajam. Luka bacokan ada di telapak tangan kiri, jempol tangan kanan, dan paha kanan. Ada pula satu tusukan di dada yang mengarah ke ulu hati korban.
Widoni menambahkan, polisi mengumpulkan keterangan saksi, termasuk dari Wildan yang diperkirakan mengetahui peristiwa itu. Polisi menyita beberapa barang bukti, tetapi enggan menjabarkan jenisnya dengan alasan kasus itu masih diselidiki.
”Perkiraan mengenai pelaku dan berapa jumlah pelaku masih dalam penyelidikan,” katanya.
Polisi belum mengetahui motif pembunuhan itu. Namun, ada indikasi kasus itu tidak terkait upaya perampokan karena tidak ada barang yang hilang di rumah Madnani. (CAS)
Terpopuler
1
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
2
Resmi Dilantik, Ini Susunan Pengurus LBH Sarbumusi Masa Khidmah 2025-2028
3
Ribuan Santri Pati Akan Gelar Aksi Tolak Kenaikan Tarif PBB 250 Persen hingga 5 Hari Sekolah
4
INDEF Soroti Pemblokiran Rekening yang Dianggap Reaktif dan Frustrasi Pemerintah Hadapi Judi Online
5
Obat bagi Jiwa yang Kesepian
6
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
Terkini
Lihat Semua