Warta

Sekjen PBNU: Kualitas Da’i harus Ditingkatkan

NU Online  ·  Senin, 15 Agustus 2011 | 07:14 WIB

Jakarta, NU Online
Kedudukan para da’i sangat penting di masyarakat. Merekalah yang bertugas menyampaikan keterangan-keterangan agama. Akan tetapi, kondisi masyarakat sekarang berbeda dengan zaman dahulu. Tantangannya lebih berat.
<>
“Tantangan ke depan, lebih berat lagi. Kalau tak bisa menyesuaikan dengan keadaan, kita bisa tergerus oleh da’i-da’i di luar NU. Kita harus merespon keadaan. Jangan hanya membicarakan siksa kubur, sorga dan nereka. Itu bukan berarti tidak baik, tapi ada hal lain yang harus ditekankan pula.” Kata Sekjen PBNU, H Marsudi Syuhud, di hadapan peserta Pelatihan Da’i Kader NU angkatan ke VII, di gedung PBNU lantai 8, pada Ahad, (14/08).

Marsudi mengharapkan supaya para da’i NU harus mendinamisasi kemampuan, terutama dalam bidang bahasa. Menurutnya, Da’i zaman sekarang, sudah tidak cukup dengan bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Tapi  harus menguasai bahasa asing, terutama Inggris.

“Kalau kualitas Saudara-saudara bagus, kemampuan bahasa sudah mencukupi, Saudara-saudara bisa diminta sama luar negeri. Saya pernah ke Rusia, Australia dan negara lainnya. Ternyata, karakter keagamaan NU itu sangat dibutuhkan. Mereka sudah antipati pada da’i-da’i yang sering mengafir-kafirkan, mudah membid’ah-bid’ahkan, karena dai seperti ini, hanya satu digit lagi menuju radikal,” tegasnya di hadapan 100 lebih peserta pelatihan yang berasal dari Jabodetabek.

Sementara itu, Ketua LD PBNU, KH. Zaki Mubarak, mengharapkan supaya peserta pelatihan membentuk majlis ta’lim. Satu orang setidaknya bisa mengumpulkan 20 orang. LDNU nanti akan membantu.

“Nanti kita akan datang. Akan turut membina. Yang sudah siap, silahkan mengubungi LDNU,” jelasnya. 

Zaki Mubarak mengharapkan, bekal-bekal dari pelatihan yang berlangsung sejak Jumat, 12/08 lalu, bisa dimanfaatkan di tengah masyarakat. Dan tidak perlu takut dengan kelompok mana pun.

“Kalau ada yang menyalahkan amaliyah warga NU para da’i NU harus berdiskusi dengan mereka. Jangan takut. Kita juga punya dalilnya. Jangan tawadhu. Tawadhu harus pada tempatnya. Di hadapan mereka malah harus takabur. Takabur kepada orang yang takabur adalah sodaqoh,” pungkasnya. 

Redaktur: Mukafi Niam
Penulis    : Abdullah Alawi