Warta

Santri Idealnya Selalu Jadi Teladan Umat

NU Online  ·  Ahad, 23 Agustus 2009 | 06:01 WIB

Bogor, NU Online
Santri idealnya selalu tampil sebagai teladan yang baik bagi umat. Tutur kata dan perilakukanya seharusnya selalu mencerminkan akhlakul karimah sebagaimana diajarkan Rasusullah SAW. Demikian diutarakan Pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah Cipining Bogor, KH Jamhari Abdul Jalal.

Dalam perbincangan dengan wartawan di Bogor, Sabtu (22/8), KH Jamhari Abdul Jalal Lc mengemukakan, komunitas pesantren atau santri harus mampu memberikan contoh yang baik kepada masyarakat.<>

Dalam kehidupan sehari-hari apa yang dilakukakan seorang santri harus mencerminkan "akhlakul karimah" karena mereka telah digembleng secara khusus selama bertahun-tahun dalam lingkungan taat beragama serta mendapatkan pengetahuan agama yang lebih baik dari masyarakat pada umumnya.

"Santri harus memberikan contoh kepada masyarakat dengan perbuatan yang baik. Santri jangan malah terbawa arus atau ikut dalam tradisi yang kurang baik yang berkembang," kata ulama jebolan Pesantren Modern Gontor Ponorogo, Jawa Timur.

Teladan yang baik melalui perbuatan diyakini akan lebih efektif memberikan pengaruh dalam berdakwah ketimbang hanya "dakwah bil lisaan" alias sekedar ajakan melalui kata-kata. Sebuah pepatah Arab mengatakan, "Lisanul haal afsah min lisanil maqool" atau ajakan melalui perbuatan lebih efektif daripada ajakan melalui kata-kata.

Karena itu, sambung dia, komunitas pesantren selalu mendoktrin para santrinya agar selalu menjadi semacam "ikan hidup" yang tidak terpengaruh oleh habitat air di manapun ia hidup, bukan menjadi seperti "ikan mati" yang mudah berganti rasa.

Menyadari betapa vitalnya peran santri dalam membentuk karakter masyarakat, momentum Ramadhan dijadikan pesantren yang berlokasi di Kampung Cipining, Desa Argapura, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sebagai wahana dalam membina "akhlak" dan mental santri.

Pesantren dengan luas areal mencapai 70 hektar ini mengajarkan para santrinya betapa pentinya Ramadhan sebagai momentum dalam membina diri dengan meningkatkan kualitas taqwa.

"Santri memang digembleng secara ketat selama 24 jam. Namun pengaruh negatif yang datang dari luar selalu ada. Karena itu kami terus meningkatkan kontrol dan pembinaan agar santri dapat memagari dirinya dari pengaruh luar yang kurang baik," imbuh Jamhari.

Hal inilah yang mendorong Jamhari untuk menggembleng semua santri asuhannya dalam menyambut Ramdhan. Semua santri dari unit madrasah tsanawiyyah (MTs), sekolah menengah pertama (SMP), masrasah aliah (MA) hingga sekolah menengah kejuruan (SMK) yang berada di bawah naungan pesantren Filial Darunnajah Jakarta, diberikan orientasi secara khusus agar dapat meraih "kemenangan" di bulan Ramadhan.

Selama dua hari, yakni Jumat hingga Sabtu (21-22/8), para santri mengenai arti penting Ramadhan dalam kehidupan umat. Pasalnya apa yang dilakukan selama sebulan saat Ramadhan akan banyak menentukan kualitas hidup dan taqwa selama 11 bulan ke depan. (hir)