Warta

Said Aqil Siraj: “Kembangkan Wisata Syariah”

NU Online  ·  Kamis, 8 Mei 2003 | 09:31 WIB

Jakarta, NU.Online
Workshop “Revitalisasi Peran Agamawan Dalam Pemulihan  dan Pengembangan Pariwisata Nusantara” yang dilaksanakan Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) di Hotel Aston Atrium Jakarta 7-8 Mei Mengusulkan diwujudkannya pariwisata yang berbasiskan syariah.

Secara kongret Ketua Umum PP LPNU H. Basofi Soedirman menyatakan akan mengembangkan konsep wisata pesantren. Pesantren merupakan sebuah institusi pendidikan yang unik, yang tidak ada di Barat. Ini adalah suatu hal yang menarik “Asalkan aman dan nyaman, mereka akan berbondong-bondong datang pesantren” ujar Basofi.

<>

Basofi yang memiliki sejumlah biro perjalanan mengatakan bahwa semasa menjadi gubernur di Jawa Timur ia sudah pernah mengembangkan wisata pesantren. Lokasi yang dipilihnya adalah pesantren Salafiah Syafiiyah Asembagus yang diasuh oleh KH As’ad Samsul Arifin. Namun demikian, proyek tersebut berhenti ditengah jalan ketika ia turun dari jabatannya.

Menanggapi usulan dari Basofi tersebut, Syuriah PBNU KH Said Aqil Siraj yang juga hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut sambil bercanda menannyakan “Nanti yang dilihat turisnya apa santrinya?”. Pengembangan pesantren sebagai lokasi wisata perlu dipersiapkan konsep yang matang agar dikemudian hari tidak timbul masalah.

Bagaimanapun juga kegiatan wisata harus dikembangkan untuk menunjang kegiatan Perekonomian. Said Aqil yang merupakan direktur pascasarjana Universitas Islam Malang dalam ceramahnya mengatakan bahwa bagaimanapun juga kita harus mengembangkan suatu konsep wisata yang memiliki nilai agama atau bisa juga dikatakan sebagai wisata syariah, mengacu konsep yang sudah ada sebelumnya seperti bank syariah, asuransi syariah, atau hotel syariah yang saat ini sudah mulai berkembang di masyarakat.

Kita tidak boleh hanya melarang saja atas kegiatan wisata yang bersifat negatif. Kita harus memberikan satu alternatif dulu yang sesuai dengan ajaran agama sebelum melarangnya. “Amal Ma’ruf dulu, baru Nahi Munkar, jangan kebalik ” ujarnya.

Saat ini sebetulnya sudah ada wisata yang bernilai ibadah, yaitu wisata ziarah. Warga NU sudah akrab sekali dengan ziarah wali songo. Akan tetapi selama lokasi wisata belum dikembangkan dengan baik sehingga nilai tambahnya kurang baik. Secara internasional Taj Mahal di India, Piramid di Mesir, ataupun makam-makam lainnya juga merupakan wisata ziarah, namun mereka sudah dikelola dengan baik. (mkf)