Warta

Said Aqil: Saatnya Aswaja Diimplementasikan

NU Online  ·  Jumat, 6 Agustus 2010 | 12:21 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj ajaran ahlusunnah wal jamaah kini tak cukup diperbincangkan dalam tataran teologis saja di lingkungan NU, tetapi harus diimplementasikan dalam kerja nyata bagi ummat.

Hal ini disampaikan ketika memberikan pengarahan pada workshop pengembangan kurikulum sekolah lapang berbasis spiritualitas yang diselenggarakan oleh LPPNU di Jakarta, Ju<>m’at (6/8).

Dijelaskannya, ahlusunnah bisa dimaknai bahwa segala tindakan harus didasarkan atas spirit atau ruh dari sunnah nabi sementara wal jamaah menunjukkan makna pembelaan terhadap kaum mustadafien.

“NU akan selalu bersama rakyat dan ummat, ini merupakan peran yang sangat mulia. Kalua tidak menyentuh itu semua, percuma kita bilang telah mengikuti aswaja,” katanya.

Ia berharap agar para ilmuwan lulusan IPB yang sebetulnya diharapkan mampu membina para petani dan kelompok miskin tidak menjadi golongan elit yang tidak menyentuh lapangan. Saat ini, banyak lulusan IPB yang lebih memilih berkantor di kawasan bisnis Sudirman, bukan bergaul di lapangan dengan para petani.

Nasib para petani dan nelayan di Indonesia, merupakan golongan yang termarginalkan. Meskipun dekat dengan sumberdaya alam, petani selalu menderita. Demikian pula nelayan, hasil kekayaan laut yang ada di sekitarnya tak menjadikan mereka sejahtera.

“Meskipun yang melakukan kerusakan itu orang-orang besar, tetapi yang menerima akibat adalah rakyat kecil yang ada di lokasi,” tandasnya.

Ajaran aswaja, menurutnya, harus mampu memanusiakan nilai-nilai tuhan karena agama memang diturunkan untuk itu. Said Aqil memuji Gus Dur sebagai orang yang telah mampu membumikan langit, memanusiakan tuhan dan mensosiologikan agama.

Ditambahkannya, jika manusia hanya mementingkan aspek rasionalitas dan keduniaan tanpa mempertimbangkan aspek spiritual, ia akan mengalami kekeringan spiritualitas. (mkf)