Said Aqil: Kepengurusan NU Sudah Akomodatif dan Berjalan Kompak
NU Online · Rabu, 9 Juni 2010 | 10:11 WIB
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menyatakan, saat ini kepengurusan NU di tingkat pengurus besar lebih akomodatif, yang mencakup semua daerah, tidak hanya Jawa Timur dan Jawa Tengah saja, tetapi Jawa Barat dan luar Jawa. Hal ini disampaikannya terkait isu bahwa kepengurusan NU kali ini didominasi dari wilayah tertentu sehingga mengabaikan kader dari daerah yang lain.
Ia menilai saat ini geliat kepengurusan menunjukkan semakin semangat-semangatnya. “Selama NU kesulitan mencari pengurus lembaga dan lajnah, namun saat ini mereka berlomba ingin mengabdi ke NU dan mereka kelihatan cukup bersemangat,” katanya kepada NU Online di Jakarta, Rabu (9/6).<>
Dikataknnya, saat ini mereka yang terpilih sebagai ketua atau anggota di lembaga dan lajnah PBNU mulai aktif membuat perencanaan dengan menyelengarakan rapat kerja secara serentak. Menurutnya, walaupun banyak pengurus yang berasal dari kader daerah, seperti dari Sulawesi, Kalimantan Sumetera, termasuk dari Surabaya dan Yogyakarta, mereka sangat aktif menghadiri rapat dan melakukan berbagai aktivitas organisasi.
Sebenarnya, menurut Said Aqil yang paling penting adalah semangat dan kekompakan ditanamkan terlebih dahulu. Jauhnya tempat bisa diatasi oleh semanagat yang berapi api dan militansi.
“Banyak pengurus yang baru. Ada pengurus yang lebih dari dua preode tetap kita pakai tetapi tenaga baru memang kita utamakan, karena penting untukmenghadapi suasana baru, tantangana baru dan semangat baru. Jadi tidak ada istilah membabatan. Yang ada adalah regenerasi, peremajaan, sebagai tuntutan zaman,” katanya.
Ia melihat para pengurus baru dari berbagai daerah menjadi militan karena melihat NU saat ini memberberikan harapan bagi warga Nahdliyin secara umum.
“Ini keuntungan bagi PBNU yang diberi mandat kepemimpinan di saat orang rindu untuk berorganisasi, rindu menjadi NU, rindu bertemu secara kekeluargaan di tengah individualisme dan kekeringan spiritual seperti sekarang ini. Di tengah kegersangan kehidupan itulah warga yang selama ini menyendiri ingin kembali bergabung pada organisai seakidah, seideologi dan itu adalah organisasi NU,” katanya.
Namun ia mengingatkan, bagaimanapun kondusifnya gerakan NU saat ini, pihaknya tetap membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak, terutama dari sesepuh NU. “Biar NU tetap pada khittah, tetap pada relnya. Kalau sudah keluar adari rel NU itu namanya bukan NU,” pungkasnya. (nam)
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
3
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
4
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
5
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
6
Eskalasi Konflik Iran-Israel, Saling Serang Titik Vital di Berbagai Wilayah
Terkini
Lihat Semua