Safari Ramadhan NU Kalbar Jaga Tradisi NU di Kayong Utara
NU Online · Ahad, 21 Agustus 2011 | 10:16 WIB
Sukadana, NU Online
Setelah ke Utara dan Timur, rombongan Safari Ramadan PW Nahdlatul Ulama (NU) mengarahkan perjalanan ke Selatan Kalbar, yakni Kayong Utara dan Ketapang, 19-20 Agustus. Di dua kabupaten ini, PWNU mendapatkan sambutan hangat dari warga. Kaum Nahdliyin pun merasa senang dikunjungi.
“Sambutan warga nahdliyin cukup luar biasa. Mereka merasa sangat senang PWNU mengunjungi mereka. Rasa tali silatrurahim yang sudah lama terbentuk menjadi semakin kuat. Begitu juga warga Kayong Utara dan Ketapang merasa senang atas kunjungan kita,” kata Ketua Tanfiziyah PWNU Kalbar, Drs M Zeet Hamdy Assovie MTM usai Safari Ramadan (SR), kemarin.
<>
M Zeet-sapaan akrabnya- menceritakan, ketika menginjakkan kaki di tanah Kayong, rombongan sudah disambut hangat warga nahdliyin. Ketua Tanfiziyah PCNU Kayong Utara, H Nazril Hijar S Ag dan Ketua Suriahnya, H Masra’i beserta seluruh pengurus menjadi yang terdepan dalam penyambutan itu.
“Kita baru tahu bahwa 98 warga Kayong Utara adalah Islam. Bahkan, hampir seluruhnya adalah warga nahdliyin. Cuma, berdasarkan laporan dari Ketua PCNU, warga nahdliyin itu masih lemah dalam jam’iyah (berorganisasi, red). Padahal, dengan berorganisasi itulah kita umat Islam bisa kuat,” jelas M Zeet yang juga Sekda Kalbar.
M Zeet banyak memberikan nasihat ke PCNU Kayong Utara. Salah satu yang ditekankannya, mendirikan sekolah. NU identik dengan pesantren, lembaga pendidikan yang sampai saat ini masih bertahan.
“Jika mendirikan pesantren, pendidikannya mesti terkoneksi dengan program pendidikan pemerintah. Sebab, ini erat kaitannya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalbar,” paparnya.
“Perlu diketahui, IPM Kalbar sampai saat ini berada di ranking 28 dari 33 provinsi di Indonesia. Anjloknya ranking itu karena mutu pendidikan kita memang masih rendah. Untuk itu, warga nahdliyin diharapkan bisa menyelenggarakan pendidikan yang bermutu,” pinta M Zeet.
Pertemuan PWNU dan PCNU itu berlangsung di kediaman Masra’i desa Sungai Gali Sukadana. Pertemuan itu juga dirangkai dengan acara buka bersama. Sebelum buka bersama, pihak PCNU mengeluarkan segala persoalan mengenai NU di hadapan pengurus PWNU. Semua persoalan itu ditanggapi dengan baik oleh PWNU. Hadir dalam acara itu, Wakil Bupati Kayong Utara, Ir Muhammad Said.
Usai buka bersama, rombongan dijamu makan di rumah Yusniansyah, Kepala Badan Korpri Kalbar yang kebetulan warga Kayong Utara. Setelah itu rombongan melanjutkan perjalanan menuju Masjid Agung Sukadana. Di masjid ini, penceramah dari PWNU, KH Zuhri Maksudi memberikan tausiyah di hadapan ratusan jemaah masjid itu. Usai tausiyah M Zeet menyerahkan bantuan berupa uang tunai Rp 5 juta, tikar, dan Alquran untuk beberapa masjid.
Kemudian, rombongan beristirahat sebentar di hotel Mahkota Sukadana. Di hotel ini, rombongan terlebih dahulu mengadakan obrolan singkat dengan PCNU KKU. Banyak hal yang disampaikan M Zeet untuk PCNU KKU. Setelah itu, sekitar pukul 00.00 rombongan melanjutkan perjalanan ke Ketapang.
Subuh di Ketapang
Sekitar pukul 02.00, rombongan yang berkekuatan 17 orang itu tiba di Ketapang. Mereka langsung menuju Mess Ketapang untuk istirahat. Di mess ini pihak Pemkab Ketapang sudah menyediakan makanan ringan. PCNU Ketapang yang diketuai Jema’i Mansyur dan sejumlah pengurus lainnya juga ikut menyambut kedatangan PWNU itu.
Sebagian rombongan beristirahat di mess Pemda itu. Sebagian lainnya istirahat di rumah kediaman bendahara PCNU Ketapang, H Yusman. Di rumah ini, seluruh rombongan makan sahur. Usai makan sahur, rombongan menuju masjid Babul Khair Kampung Tengah Ketapang untuk melaksanakan Salat Subuh berjemaah.
Usai Salat Subuh, M Zeet sendiri yang memberikan tausiyah. Dalam ceramahnya, orang nomor satu di jajaran birokrasi Kalbar ini mengajak seluruh umat Islam Ketapang bersatu.
“Janganlah kita sampai cekcok untuk sesuatu yang tidak penting. Untuk bisa kuat, umat Islam harus bersatu. Salah satunya dengan memperkuat posisi organisasi Islam,” ajaknya.
“Ketika Nabi Muhammad dipercaya menjadi pemimpin di Madinah, beliau mengatakan kepada seluruh umat Islam agar jangan mengganggu umat nasrani (Kristen, red), yahudi, dan majusi. Kalau mereka diganggu, sama saja menyakiti Rasulullah. Kalau menyakiti Rasulullah sama juga menyakiti Allah. Artinya, kita mesti menghormati umat lain,” papar M Zeet.
Banyak hal disampaikan M Zeet dalam ceramah itu. Jemaah masjid Babul Khair cukup senang mendengarkan ceramah itu. Usai tausiyah, M Zeet yang didampingi sejumlah pengurus PWNU Kalbar menyerahkan bantuan berupa uang Rp 5 juta, tikar, dan Alquran ke sejumlah pengurus masjid di Ketapang.
Rombongan kemudian diajak mengunjungi Kantor PCNU Ketapang. Di sini, rombongan sedikit kaget melihat gedung NU yang begitu megah. Terdiri empat blok dengan dua lantai. Empat blok itu milik PCNU Ketapang, satu blok digunakan untuk sekretariat, tiganya lagi disewakan untuk bisnis.
Di kantor ini. M Zeet dan rombongan mengadakan dialog dengan PCNU. Banyak hal disampaikan PCNU Ketapang, di antaranya ada aliran wahabiyah yang mulai merasuki warga Ketapang. Hal ini perlu dicegah, jangan sampai masyarakat Islam dimasuki paham yang terkenal keras itu.
“NU itu menganut Islam moderat yang sangat menghormati nilai-nilai kemanusiaan. Siapapun yang mengajarkan kekerasan harus kita cegah,” pinta M Zeet.
Usai dialog, rombongan kemudian diajak mengunjungi Pondok Pesantren Hidayaturrahman di Jalan Gajahmada Kalinilam Ketapang. Di sini M Zeet memberikan sumbangan kepada sejumlah santri yang tak mampu. Setelah itu, M Zeet didampingi wakilnya, H Suriansyah dan KH Zuhri Maksudi terbang ke Pontianak. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan menuju Melawi dan Sintang. Sementara rombongan lainnya yang dipimpin Hamzah Tawil (Sekretaris PWNU Kalbar), Kamarullah dan Asy’ari melanjutkan perjalanan pulang lewat darat dan air menuju Pontianak.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Jamani Rosadi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
2
Khutbah Jumat: Menjaga Keluarga dari Konten Negatif di Era Media Sosial
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
6
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
Terkini
Lihat Semua