Warta PERSENJATAAN

Rusia Bebas Kerahkan Pasukan ke Eropa

NU Online  ·  Kamis, 13 Desember 2007 | 02:06 WIB

Moskwa, NU Online
Rusia sejak hari Rabu (12/12) bebas mengerahkan pasukan dan senjata konvensionalnya ke wilayah Eropa, setelah keputusannya meninggalkan pakta Kekuatan Konvensional Eropa efektif pada 12 Desember. Sekalipun bebas mengerahkan pasukan dan persenjataan, Rusia memastikan tak bermaksud meningkatkan kekuatan militer besar-besaran dalam waktu dekat.

"Partisipasi Rusia dalam pakta Kekuatan Konvensional Eropa diakhiri sejak tengah malam di Moskwa," ujar Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pernyataan tertulisnya, kemarin. Pakta Kekuatan Konvensional Eropa (CFE) yang membatasi penempatan pasukan dan senjata di Eropa itu merupakan salah satu pakta kunci mengakhiri Perang Dingin.<>

"Langkah seperti ini disebabkan adanya situasi yang luar biasa berkaitan dengan isi pakta yang telah mengancam keamanan Rusia dan menuntut kami mengambil langkah-langkah segera," kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

CFE ditandatangani Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang dimotori AS dengan Rusia tahun 1990 dan dimodifikasi lagi tahun 1999. Dalam CFE ditetapkan batasan rinci soal penempatan pasukan dan senjata berat di wilayah yang terbentang dari tepian Samudra Atlantik hingga Pegunungan Ural di Rusia. Perjanjian ini mengurangi ketegangan Perang Dingin.

Bebas bergerak

Presiden Rusia Vladimir Putin, yang kini memprioritaskan pembangunan kembali kekuatan militer Rusia, menandatangani dekrit yang membatalkan CFE bulan lalu. Pembatalan ini bermakna tentara Rusia kini bisa bebas bergerak di wilayah Rusia ataupun sekutunya tanpa memberi tahu kepada pihak NATO.

Kementerian Luar Negeri Rusia menegaskan, Rusia tidak lagi "terikat dengan pembatasan tempat penempatan senjata di wilayahnya". Namun, Kemlu Rusia menambahkan catatan bahwa pihak Rusia tidak punya rencana segera menimbun senjata dalam jumlah besar di perbatasan dengan tetangganya.

Secara teori, Rusia bisa kembali kepada CFE kapan saja. Namun, analis mengemukakan, langkah ini sepertinya untuk semakin meningkatkan ketegangan Timur-Barat.

Keputusan Rusia menangguhkan CFE dan mengancam membatalkan pakta Rudal Nuklir Jarak Menengah berkenaan dengan rencana AS menempatkan sistem pertahanan tameng rudal di Polandia dan Ceko. Kedua negara ini bekas sekutu Rusia (era Uni Soviet) yang kini bergabung ke NATO. Rusia sebelumnya mengecam NATO karena menolak meratifikasi CFE versi perubahan tahun 1999.

Larang British Council

Kementerian Luar Negeri Rusia kemarin juga mengemukakan larangan sementara atas kegiatan British Council di semua wilayah Rusia kecuali Moskwa, per 1 Januari 2008. Dalam keterangan pers disebutkan, mengutip Konvensi Vienna tahun 1963 menyangkut aktivitas konsulat, Rusia menilai British Council terlambat dalam melakukan pendaftaran kantor kebudayaannya di tiga wilayah Rusia.

British Council merupakan kegiatan nonprofit sebagaimana diatur piagam kerajaan, pada hampir 109 negara. Kegiatan yang didanai Pemerintah Inggris ini antara lain berupa kursus bahasa Inggris, mengupayakan kontak bisnis, mengatur tes akademi bagi mahasiswa yang ingin belajar di Inggris. (reu/afp/ap/kom/dar)