Pemerintah Rusia melakukan "serangan" balasan dengan mengusir 4 diplomat Inggris sebagai respon atas tindakan London dan meminta mereka segera hengkang dari Rusia dalam batas tempo 10 hari.
Atas kasus ini, Dubes Inggris di Moscow Anthony Brenton telah dipanggil oleh Kementrian Luar Negeri Rusia untuk diberi keterangan "kaitannya dengan tindakan Inggris yang tidak bersahabat terhadap Rusia dan kasus Litvinenko," terang Kamynin, Kamis (19/7).<>
"Diplomat Inggris itu telah diberitahu mengenai langkah-langkah balasan terhadap tindakan London yang provokatif dan tidak bersahabat terkait dengan kasus Livinenko. Secara khusus, Rusia mengatakan, kami akan bertindak "seperti cermin" pada seluruh isu visa. Dubes (Inggris) telah diminta untuk memberikan penjelasan tentang syarat-syarat pengeluaran visa untuk para pejabat Rusia," katanya.
Jurubicara Kementrian Luar Negeri Rusia itu mengatakan, "para pejabat Rusia tidak akan mengajukan visa Inggris dan visa-visa tidak akan dikeluarkan untuk para pejabat Inggris hingga ada penjelasan yang diberikan."
"Sayangnya, langkah-langkah membuat kerjasama dengan London dalam perang melawan terorisme tidak mungkin (untuk diteruskan)," kata Kamynin.
Menlu Rusia itu mengatakan bahwa langkah yang diambil Moscow atas tindakan anti-Rusia pemerintahan Inggris sungguh merupakan tindakan "operasi" yang sangat penting.
"Rusia telah mengambil sejumlah langkah dengan memperhatikan keputusan sadar London yang dapat memperkeruh hubungan dengan Rusia, memaksakan pelarangan-pelarangan sepihak dalam hubungan pejabat pemerintahan kedua negara dan membekukan kerja proyek-proyek terpisah dari sejumlah kesepakatan bilateral," kata Menlu Rusia.
Menlu juga menyinggung bahwa Moscow sangat peduli terhadap kepentingan-kepentingan warga--para turis, partisipan dalam pertukaran budaya dan sains, jurnalis, dan pengusaha.
"Dalam kasus apapun, Moscow tidak ingin bertengkar dengan London," katanya seperti dilansir kantor berita Rusia Itar-tass.
Pada 16 Juli lalu, Inggris memerintahkan pengusiran 4 diplomat Rusia pada Senin lalu atas penolakan Moscow untuk menyerahkan tersangka utama pembunuhan mantan agen KGB Alexander Litvinenko, yang meningkatkan ketegangan antara Rusia dan Barat. (dar)
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
5
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
6
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
Terkini
Lihat Semua