Warta

Ramadhan Menjadi Madrasah Penggemblengan Diri

NU Online  ·  Jumat, 12 Oktober 2007 | 11:26 WIB

Selangor, NU Online
Bulan Ramadhan yang telah berlalu sedianya menjadi sarana pengajaran atau semacam madrasah untuk mengendalikan dan mengontrol diri agar menjadi pribadi-pribadi yang unggul, berkualitas, kuat dan tahan uji, serta tidak mudah dibelok-belokkan ke sana-ke mari. Puasa menjadi medan terbaik untuk mengekang hawa nafsu.

Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Malaysia Dr. H. Anis Malik Thaha mengatakan, hawa nafsu menjadi akar segala dosa dan pangkal segala kerusakan. Terjadinya dengki, hasud, kekerasan, peperangan, perampasan hak orang lain, semua bermula dari hal yang satu ini.

<>

"Puasa menjadi cerminan ketaqwaan, yang dinyatakan Allah sebagai cerminan kehormatan seseorang. Oleh karena itu, orang yang berpuasa secara benar selama sebulan, dikatakan sebagaimana orang yang suci seperti dilahirkan kembali. Peringatan hari rayanya pun dikatakan fitri (suci)," kata DR Anis dalam acara Pelantikan Pengurus Ranting NU Payajaras Sungai Buloh Selangor Darul Ehsan akhir pekan lalu.

Perjuangan Islam sangat berat, terutama pada masa-masa sekarang, saat semuanya seakan sudah “serba boleh”. Perjuangan NU juga berat kerana yang mesti dikerjakan adalah merealisasikan semangat dan cita-cita Al-Qur`an serta pesan-pesan Al-Hadits.

Dikatakan, perjuangan yang mesti diupayakan oleh seluruh Pengurus juga sangat berat karena yang diperjuangkan NU bukan saja memiliki sasaran jangka pendek, akan tetapi juga jangka panjang, yaitu kebaikan di dunia dan akhirat.

Hal itu memerlukan ketabahan yang luar biasa. "Namun seberat apapun perjuangan, apabila dilakukan secara bersama-sama akan terasa ringan, sebagaimana pepatah 'ringan sama dijinjing, berat sama dipikul.' Oleh karena itu, apabila program kerja tidak mungkin dapat direalisasikan semuanya, jangan sampai ditinggal semua," kata DR Anis.

Pelantikan Pengurus Ranting NU Payajaras kemaren lusa berlangsung meriah. Acara yang berlangsung di Dewan Syahru Ramadhan, Payajaras Dalam ini dihadiri oleh para pemuka dan tokoh masyarakat setempat.

Ustad Haji Sawwa, mewakili Ustadz Mukhlis selaku shahibul bait, menitipkan masyarakat Bawean khususnya di Payajaras, kepada segenap pengurus NU. Dirinya berharap, dengan adanya NU di Payajaras, masyarakat dapat senantiasa ditetapkan keimanan dan ketakwaannya oleh Allah SWT.

Mewakili PCINU Malaysia, Ustadz Drs. H. Ahmad Mu‘idi Rafi‘i, dalam sambutannya menekankan pentingnya Pengurus Ranting untuk meneladani semangat perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan oleh para ulama dan wali-wali Allah. 

“Hidup mesti berjuang. Dan perjuangan mesti dengan pengorbanan. Tidak mau berkorban, jangan berjuang. Dan jika tidak mau berjuang, janganlah hidup,” katanya.

Acara yang dipandu oleh sahabat Dawam Bukhari, SHI, Wakil Sekretaris NU Malaysia ini dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur`an oleh sahabat Burhanuddin dan kemudian dilanjutkan dengan pembacaan salawat oleh Kumpulan Nasyid Raudhatun Nisa` yang diasuh oleh ustadz Mukhlis. Pelantikan Pengurus Ranting langsung dipimpin oleh Ustadz Ahmad, selaku Ketua PCI NU Malaysia.

Ustad Warid, Ketua Ranting NU terpilih dalam pidato perdananya berusaha menjelaskan maksud dan tujuan dibentuknya Ranting NU di Payajaras, yaitu pembagian tugas dan amanat perjuangan NU di Malaysia. Kerjasama dan gotong-royong seluruh Pengurus Ranting terpilih guna kesuksesan perjuangan NU di Payajaras menjadi agenda utama. Dirinya meminta seluruh masyarakat yang hadir agar senantiasa menyokong perjuangan NU di Malaysia.

Majlis kemudian ditutup dengan doa oleh Ust. Raf‘adi, Rois Syuriah Ranting terpilih. Seusai acara, para Pengurus Ranting meminta dilakukan ramah tamah dan dialog secara khusus dengan seluruh rombongan PCI NU Malaysia. Sharing ide yang berlangsung hampir satu jam ini menelorkan berbagai wacana menarik bagi disusun dan dilakukannya program-program kerja Ranting ke depan.

Sementara itu Kerajaan Malaysia menetapkan bahwa 1 Syawwal 1428 H jatuh pada hari Sabtu, tanggal 13 Oktober 2007 M. Pengumuman penetapan hari raya Idul Fitri di Malaysia dilakukan oleh Engku Tan Sri Ibrahim Engku Ngah, Penyimpan Mohor Besar Raja-Raja Melayu, pada Kamis malam melalui Radio dan Televisi Malaysia (RTM), yang juga direlay oleh media televisi setempat. Tanggal tersebut ditetapkan berdasarkan hasil rukyat dan hisab di 28 tempat di seluruh negara.(nam/nucim)