Warta

Ramadhan di PP Al-Barokah Tegalrejo; Siang Kuliah, Malam Mengaji

NU Online  ·  Jumat, 7 November 2003 | 14:09 WIB

Jakarta, NU Online
PUASA Ramadhan tidak menyurutkan semangat para santri PP Al-Barokah untuk melakukan berbagai kegiatan, baik di pondok maupun di sekolah atau kampus masing-masing. Bahkan kegiatan selama Ramadhan lebih banyak di banding hari-hari biasa.

“Kegiatan kami setiap hari full. Pagi setelah Subuh kami mengaji. Setelah itu sekolah atau kuliah. Kemudian sorenya sampai malam mengaji lagi,” kata Imam Ihyaudin, Ketua Santri PP Al-Barokah, didampingi jajaran pengurus lainnya seperti Gusta Adi dan Ahmad Fauzi, kepada KR, Minggu (2/11).

<>

Para santri PP Al-Barokah yang berlokasi di Jl Gotong-royong Karangwaru Tegalrejo Yogya ini memang selain mengaji di pesantren juga menuntut ilmu di luar, mulai di bangku SLTP sampai di perguruan tinggi. Karena itu mereka terbiasa sibuk dengan berbagai aktifitas, baik di pesantren maupun di sekolah atau kampus masing-masing.

“Inilah kelebihan santri. Barangkali bagi yang hanya sekolah atau kuliah saja setelah pulang istirahat atau main-main. Tetapi bagi kami setelah pulang ke pondok bergelut lagi dengan berbagai kreatifitas dan olah pikir di bawah asuhan seorang kiai. Keadaan ini membawa dampak positif bagi pembentukan pribadi,” jelas Ihya.

Selama Ramadhan, contohnya, setiap pagi mengaji 3 kitab, yaitu Insanul Kamil dan Ayyuhal Walad yang diajar oleh pengasuh pesantren, KH Rosim Al-Fatih Lc, dan kitab Muhtarul Ahadist oleh santri senior. Setelah itu para santri pergi ke sekolah atau kuliah. Untuk para santri putri pada pagi dan usai Luhur mengaji Alquran dengan Nyai Rosim.

Sorenya, setelah Asar sampai Magrib para santri mengaji kitab Jawahir Bukhori atau pelajaran khot/kaligrafi dari Kiai Rosim yang merupakan seorang kaligrafer handal. Sedang setelah Magrib mengaji lagi, yaitu mengkaji kitab Jawahir Bukhori sampai pukul 20.30, dilanjutkan Salat Tarawih. Setelah tarawih dilanjutkan Tadarus Alquran sampai sekitar pukul 24.00. “Jadi kalau di sini Salat Tarawih mulai setengah sembilan malam sampai sekitar pukul sepuluh,” tambah Nyai Rosim yang juga adik KH Chalwani dari Purworejo.

Karena para santri juga belajar di SLTP, SLTA atau perguruan tinggi, maka kalau siang di pesantren tidak ada kegiatan. Sedang untuk hari Minggu, bagi yang tidak ada kegiatan di sekolah atau kuliah, berkreasi sendiri membuat kegiatan di pesantren. Misalnya Minggu (2/11) kemarin para santri PP Al-Barokah mengadakan diskusi agama dengan narasumber santri senior seperti Imam Ihyaudin (berbicara tentang ‘Membudayakan Puasa’) dan Prayitno SPd (berbicara “Penjara ‘Nafsu’ Manusia, sebagai refleksi terhadap datangnya bulan suci Ramadhan).

Untuk Minggu (9/11) mendatang, kata Ahmad Fauzi (koordinator kegiatan) akan dilaksanakan latihan pidato dan hari Minggu berikutnya diisi praktik perawatan jenazah.

“Ini merupakan kreasi para santri untuk mengisi waktu kosong di hari Minggu,” kata Fauzi. (Fie)-z.