Warta

Ramadan di Pondok Menara Al Fattah Mangunsari

NU Online  ·  Selasa, 4 November 2003 | 02:15 WIB

Tulungagung, NU.Online
Siang itu, usai sholat dhuhur, santri-santri putri berkerudung terlihat lalu lalang di antara bangunan pondok. Satu persatu, mereka menuju sebuah ruangan yang bangunan fisiknya sudah terkesan kuno. Para santriwati itu langsung duduk bersimpuh diatas lantai yang mengkilat secara alami itu.

Kitab kuning yang dibawanya langsung diletakkan diatas dampar. Lalu, kitab berbahasa Arab itu dibuka halaman demi halaman. Dalam waktu cepat, para santri sudah memenuhi ruangan kuno yang populer disebut 'jerambah'. Setelah kiainya masuk, tak lama kemudian, pengajian kitab dimulai.

<>

'Jerambah' di pondok putri ini memang sudah berusia tua. Konon, banguan ini awalnya didirikan KH Hasan Tolabi. Sampai saat ini, keberadaan jerambah pondok masih terus dipertahankan sebagai tempat mengaji kitab. ''Ini untuk ngalap barokah. Dulu, lokasi ini tempat mengaji Mbah Hasan Tolabi perintis pondok Menara. Saking khusuknya 'nderes' Al Qur'an, beliau sampai tidak terasa pakaiannya terbakar nyala api ublik yang nggoling. Itulah mengapa sampai sekarang 'jerambah' ini dipertahankan untuk tempat mengaji,'' kata salah seorang pengasuh pondok putri Menara.

Suasana Ramadan itu terlihat di Pondok Pesantren Putri Menara Al-Fattah Mangunsari, Tulungagung, Jawa Timur. Suasana yang sama juga terlihat di Ponpes putra Menara yang lokasinya ada di sebelahnya. Di pondok asuhan Alm. Romo Kiai Mbah Khobir Sirodj ini terdapat ratusan santri dan santriwati dari berbagai pelosok tanah air.

''Kegiatan Pondok Putri, selama Ramadan ini cukup padat. Dari ba'da shubuh hingga tengah malam para santri hampir tak ada waktu luang untuk mengaji kitab dan beribadah lainnya,'' ujar Pengasuh Ponpes Putri Menara Al Fattah Nyai Miladiyah didampingi Sekretaris Pondok, Drs Ahmad Mashuri.

Setiap hari, kegiatan Ramadan diawali usai jamaah shalat shubuh dengan sorokan Al-Qur'an binnadzor. Lalu, siang hari hingga menjelang berbuka puasa, banyak diisi kegiatan pengajian kitab yang disampaikan sejumlah kiai Ponpes ini. ''Kitab yang dikaji selama Ramadan ini juga beragam,'' kata seorang santriwati.

Yang menarik, mungkin karena pesantren ini menampung santri putri, diantara kitab yang dikaji pun ada yang mengupas soal-soal kewanitaan. Bahkan, kitab yang  menyangkut tata krama hubungan suami istri pun dijadikan materi kajian kitab selama Ramadan ini. Misalnya, kitab 'Aquuduljain dan Qurotul'uyuun.

Pondok Putri Menara Al Fattah memang punya keistimewaan dibanding pondok putri yang lain. Pasalnya, pondok pesantren yang berada di kawasan perkotaan ini mempunyai program unggulan di bidang Tahfdzul Qur'an. ''Jadi, alumni pondok ini diharapkan bisa mencetak penghafal Al-Qur'an,'' katanya.

Di Tulungagung Pondok Mangunsari termasuk pondok pesantren yang sudah kesohor. Bahkan, bisa dibilang, pondok menara ini selalu menjadi incaran orang tua dari berbagai penjuru daerah sebagai alternatif memondokkan anaknya. Tidak terkecuali, pondok putri Menara yang 'menggodok' calon-calon hafidzah itu.(Kd-mhb)

Â