Warta LAPORAN DARI MESIR

Rakyat Marah, Pemerintah Gerah

NU Online  ·  Kamis, 27 Januari 2011 | 11:17 WIB

Kairo, NU Online
Gerakan oposisi kembali menyerukan untuk berunjuk rasa turun ke jalan di hari kedua, Rabu (26/1) selang sehari setelah gelombang demonstrasi nasional yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kekuasaan Husni Mubarak selama 30 tahun.

Koran nasional Al Mahry Al Youm mewartakan, gerakan oposisi tersebut menyerukan masyarakat untuk turun ke jalan dan kembali menguasai bundaran utama Kairo setelah polisi berhasil membubarkan mereka, menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah demonstran.<>

Demonstrasi Selasa (25/1) dikenal dengan Hari Kemarahan dan terinspirasi oleh gerakan anti pemerintah di Tunisia yang berhasil memakzulkan rezim Presiden Ben Ali beberapa minggu lalu.

Pada Selasa malam, demonstran meneriakkan suara agar Presiden Mubarak turun. “Roti, Martabat, Kebebasan,” teriak para demonstran, “kami akan mengikuti Tunisia.” Beberapa poster besar Presiden yang berkuasa di Mesir sejak 1981 menjadi sasaran amukan demonstran.

Jumlah korban yang tewas bertambah menjadi 4 orang. Dan 150 orang luka-luka. Akibat gerakan ini, saham bursa efek dalam transaksi investasi beberapa perusahaan besar di Mesir pada Rabu (26/1) menurun hingga 3,6 persen. Dan nilai tukar Pound Mesir jatuh ke tingkat terendah terhadap US Dollar.

Demonstrasi terjadi di beberapa kota besar di Mesir. Demonstrasi yang bertepatan dengan Hari Polisi ini disebut sebagai gelombang protes terbesar dan paling signifikan sejak kerusuhan atas subsisi isyh (makanan roti pokok mesir) yang mengguncang negara Arab paling banyak penduduknya ini pada tahun 1977.

Seperti dilangsir harian Al Shorouk, beberapa partai oposisi menyatakan dukungannya kepada para demonstran. Osama al-Ghazali Harb, Ketua Partai Front Demokrat mengatakan bahwa apa yang terjadi menunjukkan adanya kemarahan dan keinginan yang nyata dari rakyat untuk perubahan. Sikap yang sama juga ditunjukkan oleh Gerakan Ikhwanul Muslimin.

Sementara juru bicara kementrian luar negeri Mesir, Hossam Zaki menyatakan bahwa demonstrasi bukan fenomena yang anyar di Mesir dan telah berlangsung sejak 2004. Zaki mengatakan bahwa kebebasan adalah kebijakan dari Mesir. Dia juga menekankan bahwa sejumlah demonstran telah diamankan oleh polisi.

Menteri Dalam Negeri Mesir mengatakan bahwa ia tidak akan mengizinkan demonstrasi dan akan mengambil langkah-langkah terhadap mereka yang ditangkap selama protes nasional hari Selasa.

Gedung Putih dalam siaran persnya menyampaikan bahwa Mesir memiliki kesempatan untuk bertanggung jawab terhadap segala aspirasi, menuntaskan reformasi politik, ekonomi dan sosial yang dapat memperbaiki kehidupan dan kemakmuran rakyat. (Abdul Majid, Anas)