Rais Syuriah NU Sumbar Dikukuhkan sebagai Guru Besar
NU Online Ā· Selasa, 22 Februari 2011 | 11:11 WIB
Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Barat Prof. DR. Asasriwarni, MH dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang hukum Islam pada Fakultas Syariāah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang. Pengukuhan dilaksanakan di auditorium pasca sarjana, Senin (21/2).
Pidato Asasriwarni dengan judul Komparasi Wilayatul Mazhalim dengan Peradilan Tata Usaha Negara Dalam Negara Hukum Republik Indonesia, menyebutkan, antara wilayatul mazhalim dengan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) ada segi persamaan dan perbedaannya.
/>
āPersamaannya, keduanya merupakan lembaga peradilan yang berwenang menangani perkara kezaliman penguasa terhadap warganya. Sedangkan perbedaannya, terlihat dari pelaksanaannya,ā kata Asasriwarni.
Dikatakan, pelaksanaan PTUN di Indonesia berbeda dengan konsep wilayatul mazhalim. Wilayatul mazhalim lebih mengedapan substansi dalam upaya menegakkan hukum. Sedangkan PTUN terlihat lebih mengedapan proses, sistem, dan masih terkontaminasi oleh berbagai kendala. Munculnya kendala dimaksud disebabkan oleh peraturannya sendiri dan kendala lapangan.
āKelemahan peraturan seharusnya diatasi dengan revisi. Secara sederhana dapat dikatakan pelaksanaan putusan PTUN di Indonesia belum optimal karena dihadapkan kepada beberapa kendala, bak teknis maupun yuridis,ā tutur Asasriwarni.
Asasriwarni menyarankan, segenap stakeholder dan pihak terkait berupaya seoptimal mungkin untuk mengatasi berbagai kendala dalam pelaksanaan putusan PTUN di Indonesia. Sehingga sasaran dari eksistensi PTUN dapat tercapai. Salah satu upaya dapat dilaksanakan dengan mengadopsi konsep wilayatul mazhalim untuk diterapkan di PTUN di Indonesia.
Asasriwarni kelahiran Mahat Kabupaten 50 Kota 27 Maret 1952 memulai karirnya sebagai dosen di Fakultas Syariāah IAIN IB Padang tahun 1978. selanjutnya dipromosikan menjadi Kasubag Umum Fak. Syariah (1978-1981), Sekretaris Jurusan PEradilan Agama (1983-1984), Kabag Akademik dan Kemahasiswaan IAIN IB (1984-1989), PD III Fak. Syariāah (1990-1994 dan 1994-1998), PD II Syariaāah (1998-2000), PD I Syariāah (2000-2002), PR III IAIN IB (2002-2007).
Selain berkarir di IAIN IB, Asasriwarni aktif di berbagai organisasi. Dimulai sebagai Ketua Ikatan Pelajar NU (IPNU) di MTI Tabek Gadang, Ketum HMI Cabang BUkittinggi (1974-1975), Wakil Ketua Dewan Mahasiswa IAIN IB Padang (1976-1978), Sekretaris Umum Badko HMI Sumbar Riau (1976-1978), Sekretaris Umum Tarbiyah Islamiyah Sumbar, Wakil Sekretaris MUI Sumbar (1984-1989), Wakil Ketua Kwarda Pramuka Sumbar (2003-sekarang), Pengurus ICMI Sumbar (2007-sekarang), Pengurus PPIM Sumbar (2002-sekarang), Pengurus BAZ Sumbar (2001-sekarang), Presidium KAHMI Sumbar (2001-sekarang), Wakil Rais Syuriah PWNU Sumbar (2005-2010) dan Rais Syuriah PWNU Sumbar (2010-2015). (arm)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menggali Hikmah Ibadah Haji dan Kurban
2
Khutbah Jumat: Menggapai Pahala Haji Meskipun Belum Berkesempatan ke Tanah Suci
3
Amalan Penting di Permulaan Bulan Dzulhijjah, Mulai Perbanyak Dzikir hingga Puasa
4
Khutbah Jumat: Persahabatan Sejati, Jalan Keselamatan Dunia dan Akhirat
5
Keistimewaan Bulan Dzulhijjah dan Hari Spesial di Dalamnya
6
Kelola NU Laksana Pemerintahan, PBNU Luncurkan Aplikasi Digdaya Kepengurusan
Terkini
Lihat Semua