Warta

Quraisy Shihab: Al-Quran Belum Dipahami Secara Utuh

NU Online  ·  Rabu, 12 Januari 2011 | 09:00 WIB

Depok, NU Online
Al-Quran belum dipahami secara utuh dan komprehensif oleh umat Islam. Padahal menurut Pendiri dan Pimpinan Pusat Studi Alquran (PSQ), Jakarta, M Quraisy Shihab, Al-Quran menjawab berbagai persoalan yang dihadapi umat Islam dengan ragam budaya, sosial, dan perkembangan ilmu saat ini.

Menurut dia, di Indonesia, pemahaman Al-Quran masih terbatas pada satu bentuk dan corak penafsiran."Akibatnya keistimewaan Al-Quran tidak dipahami sempurna,"kata dia saat memberikan kuliah umum perdana dalam Peresmian pesantren mahasiswa dan kuliah perdana Sekolah Tinggi Kuliyyatul Quran, Al-Hikam II, Beji, Depok, akhir pekan lalu.
>
Quraish mencontohkan, kata "atuz-zakat (tunaikan zakat)"masih dipahami dengan membayar zakat semata. Semestinya, kata tersebut memiliki pengertian yang luas tidak hanya membayar tetapi juga konsistensi menghimpun, menyalurkan, dan memberdayakan.

Dampak penafsiran tersebut yaitu, di Indonesia hanya mempertontonkan kemiskinan seperti pembagian zakat massal di bulan Ramadhan karena ayat tersebut sebatas dipahami dengan gugur kewajiban membayar bukan mengentaskan mereka dari kemiskinan.

Namun demikian, langkah mencari penafsiran baru terhadap Al-Quran mesti didasari dengan fondasi dan akar yang kuat. "Alquran sesuai dengan kondisi tiap masa biar dapat penafsiran tepat dan berikan penafsiran baru, tetapi jangan lepas dari akar membaca,"ungkapnya seperti yang dikutip Republika. (sm/hh)