Selama Ramadan seni "adu beduk" meramaikan suasana sahur di sejumlah daerah di Kabupaten Pandeglang.
Acep (45) warga Manungtung, Cilaban Bulan, Kecamatan Menes, Sabtu, mengatakan, adu beduk merupakan tradisi yang hingga kini masih dilestarikan untuk membangunkan warga agar sahur tepat waktu.<>
Bunyi-bunyian beduk serta kentongan berkumandang dari kampung ke kampung karena rombongan penabuh yang sedikitnya 20 orang berkeliling sambil memainkan alat musik tersebut.
"Jika saat berkeliling kampung bertemu dengan penabuh dari kampung lain, kami bergabung untuk menabuh beduk dan kentongan itu," katanya.
Kepala Desa Cilaban Bulan, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Ade Supriyadi (50) mengaku hingga kini warganya masih melestarikan tradisi adu baduk antar kampung.
Suara beduk dan kentongan itu menjadi hiburan bagi warga yang sedang menikmati makan sahur dan membangunkan mereka yang masih tidur untuk segera makan sahur.
"Sambil menabuh beduk dan kentongan, saya menyanyikan solawat Nabi," ujar Ade Supriyadi (ant)
Terpopuler
1
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
2
Gus Yahya: NU Bergerak untuk Kemaslahatan Umat
3
Munas Majelis Alumni IPNU Berakhir, Prof Asrorun Niam Terpilih Jadi Ketua Umum
4
Ketum PBNU Resmikan 13 SPPG Makan Bergizi Gratis di Lingkungan NU
5
PPATK Tuai Kritik: Rekening Pasif Diblokir, Rekening Judol Malah Dibiarkan
6
Di Tengah Fenomena Bendera One Piece Badan Siber Ansor Ajak Generasi Muda Hormati Merah Putih
Terkini
Lihat Semua