Warta

PWNU Jatim Tidak Melanggar Khittah

NU Online  ·  Ahad, 8 Agustus 2004 | 16:42 WIB

Surabaya, NU Online
Usai menyelenggarakan Rapat Koordinasi dengan Pengurus Cabang NU (PCNU) se Jawa Timur di Surabaya (3/8) lalu, PWNU Jatim banyak mendapatkan kritik seputar netralitasnya utamanya menjelang pilpres putaran kedua. Karena pada pertemuan tertutup tersebut ada tercapai kebulatan tekad untuk mendukung duet Mega-Hasyim.

Tidak kurang, Ketua Dewan Syura DPW PKB Jawa Timur, KH Anwar Iskandar menyayangkan sikap PWNU Jatim tersebut. "Kalau NU Jatim secara terbuka telah mengarahkan warganya memilih Mega-Hasyim, saya sebagai warga NU sangat menyayangkan terhadap apa yang telah dilakukan oleh NU Jatim," katanya kepada beberapa media.

<>

Sebagai pemrakarsa, Drs. H. Ali Maschan Moesa yang juga Ketua PWNU Jatim menyatakan bahwa apa yang telah disampaikan oleh mayoritas PCNU se Jatim tersebut tidak terkait dengan ormas/orpol manapun. "Makna khittah itu kan NU secara organisatoris tidak terkait dengan ormas/orpol manapun. Redaksionalnya kan begitu?"
katanya saat dikonfirmasi NU Online di kediamannya.

Dukungan PCNU se Jatim,  lanjut Pak Ali sapaan kesehariannya, "adalah murni suara dari bawah, sehingga ini tidak menjadi masalah," tandas kandidat Doktor di Unair Surabaya ini. Apalagi dalam kesempatan tersebut, tidak ada agenda dari PWNU Jatim untuk menggiring para peserta untuk membicarakan masalah politik, termasuk persoalan pilpres dalam putaran kedua. "Justru saat sessi tanya-jawablah para peserta mengemukakan pendapatnya menjelang pilpres tahap dua," kata peraih penghargaan Manggala Karya Kencana Kelas 1-A dalam kepeloporannya di bidang keluarga berencana nasional dari Presiden RI ini.

Seperti diketahui, dengan menempati bangunan Rumah Sakit Islam II Surabaya (3/8), jajaran PCNU se Jawa Timur diundang PWNU Jatim untuk mengadakan rapat koordinasi. Pada kesempatan tersebut materi pokoknya adalah persiapan NU Jawa Timur menghadapi perhelatan akbar, Muktamar XXXI serta harlah NU ke 81. Kegiatan tersebut juga dihadiri Ketua PBNU H Achmad Bagdja dan juga Ronin Hidayat (wakil bendahara). Usai pertemuan tersebut banyak pihak yang mengemukakan bahwa NU Jatim telah melanggar khittah.

Dalam pandangan Pak Ali, apa yang telah disuarakan PCNU tersebut bukanlah melanggar khittah. Bahkan Pak Ali membandingkan, "Dulu kita mendukung PKB  sampai menang di Jawa Timur, tidak ada yang mempermasalahkan. Ketika sekarang mayoritas warga NU mendukung Kiai Hasyim kok malah dilarang, dengan berbagai alasan yang dibuat-buat," katanya dengan nada bertanya. Bagaimanapun, bagi dosen IAIN Sunan Ampel ini, sudah saatnya warga NU memilih presiden dan wakil yang memiliki perhatian kepada organisasinya kelak. "Sekarang tidak ada pilihan lain. Kita harus memilih calon pemimpin yang memiliki kepedulian kepada NU. Dan kita yakin, yang bisa diharapkan dari calon yang tersisa adalah Kiai Hasyim," katanya mantap. (s@if-aula)